Pernahkah Anda terbangun di malam hari dan melihat hal mengerikan? Seperti pengalaman Salma, mahasiswi The American University di Kairo.
Ketika tak sengaja terbangun, ia merasakan tubuhnya tak bisa bergerak dan merasakan bahkan melihat hal menakutkan di kamar tidurnya. Ia menggambarkan sesosok dengan taring, dan berdarah-darah berdiri di samping tempat tidurnya. “Seperti sosok dalam film horror,” ungkapnya.
Menghadapi kejadian itu, Salma menjelaskan pengalamannya kepada ilmuwan yang meneliti tentang kelumpuhan tidur. Kelumpuhan tidur adalah situasi di mana seseorang yang terbangun dari tidurnya, namun tidak dapat bergerak. Sebanyak 40 persen orang yang menghadapi kelumpuhan tidur mengaku melihat bayangan serupa seperti pengalaman Salma.
“Kelumpuhan tidur dapat menjadi pengalaman yang sangat menakutkan bagi sebagian orang,” ujar ahli syaraf Baland Jalal dari University of California dikutip dari Live Science, Rabu (14/1).
Peneliti mengungkap bahwa kelumpuhan tidur terjadi ketika seseorang berada pada tahap tidur yang bernama rapid eye movement (REM) atau dikenal juga dengan istilah tidur dengan gerak mata cepat.
Sulit mengetahui hubungan antara kelumpuhan tidur dengan halusinasi melihat sosok menyeramkan yang seakan menekan dada.
Mungkin satu hal yang dapat menjelaskan tentang halusinasi tersebut adalah cara otak dalam membersihkan kebingungan, ketika ada gangguan di wilayah otak. Menurut sebuah artikel dalam jurnal Medical Hypotheses, gangguan di wilayah otak mengganggu peta syarat tubuh manusia.
“Mungkin, sebagian dari wilayah otak terdapat gambar yang sudah tertanam secara genetik,” ujar Jalal dikutip dari Live Science. Sementara penelitian terdahulu mengungkap adanya kemungkinan bagian dari lobus parietal memerintahkan neuron di otak untuk bergerak. Akan tetapi, tidak mampu mendeteksi setiap gerakan sehingga terjadi kelumpuhan sementara.
Menurut Jalal, sosok menyeramkan yang kerap timbul saat mengalami kelumpuhan tidur terjadi karena otak mencoba memproyeksikan citra tubuhnya sendiri melalui tokoh halusinasinya.
Perihal rupa sosok halusinasi, menurut Jalal, tergantung pada budaya orang yang mengalami kelumpuhan tidur.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR