”Lux Helsinki bagaikan memboyong karya seni koleksi galeri dan museum ke lingkungan urban. Festival ini juga mendorong masyarakat mengunjungi tempat-tempat indah dan artistik yang selama ini jarang dikunjungi. Ini bukan sekadar hiburan, melainkan upaya untuk melihat musim dingin dari sudut pandang yang lebih positif ketimbang terus merasakannya sebagai bulan-bulan yang membawa kecemasan,” kata Direktur Artistik Festival Lux Helsinki Ilkka Paloniemi.
Rangkaian penampilan setiap harinya dibuka oleh pertunjukan sirkus Fire Circus Walkea yang berlangsung selama 25 menit. Bertempat di pelataran Katedral Helsinki, ribuan penonton menyaksikan sirkus api yang dipadukan dengan tari modern dari Lapangan Senat yang berada di hadapan katedral. Kelompok sirkus pimpinan Antti Suniala ini berisikan para penari profesional dari Berlin. Suniala adalah seniman asal Finlandia yang tinggal di Berlin.
Para penari memainkan payung api, menari di dalam lingkaran api, atau melemparkan tongkat-tongkat api ke udara. Tak ada panggung dengan latar belakang lebih kuat, selain wajah katedral yang gedungnya selesai dibangun tahun 1852 ini. Dengan menahan udara dingin yang suhunya saat itu mencapai -10 derajat celsius, penonton seolah mendapat rambatan energi panas dari nyala api yang dimainkan oleh para penari.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR