"Istri saya ingin yang berwarna merah. Saya ingin yang paling sedikit menyedot listrik. Kami harus menekan tagihan listrik."
Akhirnya, Santosh membeli lemari es seharga 11.000 rupee (Rp1,2 juta) dengan diskon khusus. Tetapi yang lebih penting, ia bisa membayar dengan cara mencicil dengan menyerahkan uang muka separuh dari harga total.
Akhirnya lemari es Santosh pun tiba dengan becak. Ia mengelilingi kulkasnya dengan senyum lebar. Banyak warga desa yang juga datang ke rumahnya untuk melihat dari dekat peranti itu.
"Hati-hati," teriaknya, saat dua orang warga membantu mengangkat kulkas ke dalam rumah.
Kini saatnya untuk upacara keagamaan. Istri Santosh mengoleskan bubuk berwarna merah dan jingga untuk mengusir roh jahat dan meniup cangkang kerang untuk meminta berkat dari para dewa dan menyambut kulkas itu ke rumah mereka.
Lemari es tersebut diletakkan di di samping mesin jahit dan televisi kecil mereka.
"Saya bisa fokus melakukan lebih banyak pekerjaan dan tidak perlu khawatir harus membeli makanan setiap hari," kata Santosh. "Istri saya bisa punya lebih banyak waktu senggang dan mungkin ia bisa membantu saya bekerja."
Inilah momen khusus bagi keluarga Chowdhury. Lemari es ini bisa mengubah hidup mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR