Di Arab Saudi, mungkin sama juga seperti di tempat lain di dunia, kekuasaan seringkali adalah urusan keluarga.
Tetapi di Saudi, \'bisnis keluarga\' melibatkan keluarga yang lebih besar dengan nilai harta yang terlibat di dalamnya juga lebih besar.
Dan urusan keluarga ini terjadi di lingkungan yang semakin penuh kekerasan dan \'busuk\', seperti dilaporkan wartawan BBC, Jalal Iqbal.
Musuh dan pengecam keluarga yang berkuasa di Arab Saudi memperkirakan begitu Raja Abdullah bin Abdulaziz meninggal maka ada kemungkinan besar akan terjadi kekacauan.
Tetapi keluarga yang berkuasa sepertinya mengetahui hal yang harus dilakukan agar bisa tetap berkuasa.
Setelah penguasa yang lama dimakamkan dan raja baru Salman bin Abdulaziz langsung segera diangkat.
Perundingan antara anggota keluarga keraajaan Arab Saudi tentang pembagian jabatan dan kekuasaan kemungkinan besar memang tidaklah mudah.
Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah penunjukkan saudara tiri Raja Salman, Pangeran Muqrin, sebagai putra mahkota.
Dia adalah mantan pemimpin badan intelijen dan anak laki-laki yang paling dan masih hidup dari pendiri negara. Kepastian Mohammed bin Nayef sebagai putra mahkota kedua juga merupakan isyarat penting.
Penunjukan kedua putra mahkota itu dipandang sebagai usaha untuk memastikan kesepakatan bagi generasi para cucu laki-laki selanjutnya, yang berusaha mendapatkan posisi di masa depan.
Tetapi memang masih terlalu dini untuk mengetahui yang apa akan terjadi dan intrik tentang pergantian kekuasaan di masa depan akan terus berlanjut.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR