Sebelum matahari terbenam pada 5 April 1815, terjadi ledakan besar yang mengguncang pulau vulkanik dari Sumbawa, kepulauan Indonesia. Selama 2 jam mengalir lava erupsi dari puncak tertinggi Gunung Tambora, mengeluarkan debu abu sejauh 18 mil ke arah langit.
Sekitar pukul 7 malam pada 10 April, Gunung Tambora mengalami erupsi kembali, dan kali ini jauh lebih keras. Terlihat tiga lajur menyala dan menembakkan lava ke udara. Seketika gunung itu terbakar oleh cairan panas, air mancur yang mengandung abu, air dan cairan batu yang menembakkan ke segala arah.
Pada pukul 10, dimana lajur magma yang sekarang terdiri hampir seluruhnya dari batuan cair dan abu, sebagian besar air telah mendidih dan menguap.
24 jam setelah erupsi Tambora, awan abu meluas hingga menutupi daerah sekitar Australia. Suhu udara di kawasan ini turun secara drastis, mungkin sebanyak 20 derajat Fahrenheit. Desa yang berjarak 20 mil dari gunung berapi itu ditutupi abu mencapai 40 inci ketebalannya, berjarak sekitar seratus mil jauhnya, mereka menemukan delapan sampai sepuluh inci abu di tanah. Terlihat ikan yang mati mengambang diatas permukaan air dan sejumlah burung kecil mati di atas tanah. 100 kilometer kubik, batuan cair yang menjadi abu dan batu apung cukup untuk menutupi area seratus mil persegi di setiap sisi dengan kedalaman hampir dua belas kaki menjadikannya erupsi vulkanik letusan gunung terbesar di 2000 tahun terakhir.
Penulis | : | |
Editor | : | Heni |
KOMENTAR