Batu giok seberat 20 ton yang ditemukan warga di kawasan hutan lindung di Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong Ateuh, mulai dibelah oleh Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nagan Raya. Rencananya, batu itu akan dibawa ke Suka Makmue, Pusat Perkantoran Pemerintahan Kabupaten setempat.
"Mulai dari tadi pagi, kita belah batu giok itu untuk kita angkut ke Suka Makmue, tetapi ini belum tahu apa kami bawa ke Polres atau ke kantor Distamben," kata Samsul Kamal, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nagan Raya, Minggu (22/2) malam.
Menurut Samsul, pembelahan batu giok seberat 20 ton itu dilakukan dengan menggunakan empat mesin potong dan operatornya dari kalangan warga desa setempat. Mereka pun memperoleh bayaran upah masing-masing sebesar Rp 15.000 per kilonya.
"Yang potong dibantu oleh warga setempat. Mereka kita hitung 1 kilo (dapat upah) 15.000 rupiah," katanya.
Samsul mengatakan, pada hari pertama pemotongan, pihaknya baru berhasil membelah sekitar 1,5 ton giok saja dari bongkahan batu tersebut dan sudah diangkut ke posko yang berjarak sekitar 2 kilometer dari lokasi awal di hutan lindung.
"Diperkirakan baru 1,5 ton yang sudah kita belah dan kita angkut ke posko pertama. Sekarang batunya sudah kita masukkan ke dalam mobil boks polisi," katanya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR