Blueberrry tidak hanya lezat untuk disantap—apalagi dalam bentuk selainya. Kini, blueberry juga dikategorikan sebagai salah satu jenis superfood, yakni makanan yang mengandung kalori rendah, kaya akan nutrisi, dan mengandung banyak manfaat bagi kesehatan.
Dalam suatu penelitian, blueberry juga dikatakan dapat mencegah penyakit kardiovaskuler, kanker, hilang ingatan, bahkan PTSD.
Yang paling menarik dari blueberry adalah kandungan flavonoid antioksidannya sebagai penangkal radikal bebas.
Molekul radikal bebas adalah zat reaktif yang berpotensi merusak kemampuan sel dan mengacaukan DNA manusia. Molekul berbahaya itulah penyebab penyakit jantung hingga kanker, hilang ingatan, gangguan autoimun, degenerasi saraf seperti Alzhemeir dan Parkinson. Dengan makan makanan kaya antioksidan seperti blueberry, membantu tubuh melawan risiko terjadinya gangguan akibat radikal bebas itu di tubuh manusia.
Belakangan ini, peneliti menemukan bahwa blueberry juga berpotensi mencegah PTSD (post-traumatic stress disorder), suatu kondisi dimana seseorang mengalami trauma akibat suatu peristiwa.
Sebanyak 8% dari total populasi di Amerika mengalami gangguan PTSD. Umumnya, obat yang digunakan untuk menyembuhkan PTSD adalah SSRI—selective serotonin re-uptake inhibitors, obat yang merangsang pembentukan hormon serotonin, hormon pemberi rasa nyaman dan senang.
Teori penggunaan manfaat blueberry untuk penyembuhan PTSD ini diuji coba dalam suatu penelitian menggunakan tikus.
Pertama-tama, sejumlah tikus dibuat stres dengan kehadiran kucing. Kemudian, beberapa dari mereka diberi sari blueberry dalam makanannya. Terbukti, tikus yang memakan sari blueberry mengalami pemulihan trauma yang lebih cepat dibanding tikus-tikus yang tidak makan blueberry.
Dalam Journal of The Academi of Nutrition and Dietetics, disebutkan bahwa rajin mengonsumsi satu cangkir blueberry setiap hari dapat memperkecil risiko manusia terserang penyakit jantung dan gangguan kardiovaskular. Selain itu, blueberry mampu meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat dan fungsi kognitif seperti memecahkan masalah, pemahaman verbal, dan kemampuan berhitung.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR