Siapa sangka, ternyata gigi tambahan sudah digunakan manusia sejak 4.000 tahun yang lalu. Ini terungkap setelah sekelompok peneliti dari berbagai disiplin ilmu menemukan fosil rahang manusia di situs gua El Mirador, Atapuerca, Spanyol. Selain rahang itu sendiri, para peneliti tersebut juga mengungkap adanya gigi tambahan yang digunakan manusia yang hidup pada masa neolitikum, antara 4.000 hingga 5.000 tahun yang lalu.
“Dalam kasus studi arkeologi, penelitian tentang populasi manusia terlebih mengenai gigi cadangan, masih sangat sedikit. Oleh sebab itu, penemuan gigi tambahan ini termasuk penemuan yang cukup baru,” ujar Marina Lozano, peneliti Institut Catala de Paleoecologia Humana Evolucio Social (IPHES) sekaligus Guru Besar Universitat Rovira I Virgili (URV).
Tak hanya para arkeolog, temuan ini juga melibatkan para ahli dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitat Internacional de Catalunya, juga peneliti paleoekologi dari IPHES dan URV. Menurut Lozano, pertumbuhan gigi manusia umumnya terdiri dari tiga geraham yang masing-masing tumbuh pada rahang atas dan bawah. Dan rahang temuan ini diduga berasal dari seorang laki-laki berumur 40 tahun dari masa 4.200 tahun lalu, memiliki empat geraham pada rahang bawah.
Tak hanya soal “tren” penggunakan gigi tambahan, temuan ini juga mengungkap pelbagai penyakit yang diderita manusia di awal mereka mengenal beternak dan bercocok tanam. Masyarakat neolitik pada masa itu banyak mengonsumsi tepung karbohidrat, kurangnya kebersihan gigi memunculkan gigi berlubang pada para petani.
Temuan itu sendiri menunjukkan kondisi sebagian gigi mengalami kebusukan, bengkak, dan peradangan pada sendi penghubung antara rahang bawah dengan tengkorak. Ada juga gigi tanggal akibat benturan keras berikut tanda-tanda akibat mencongkel gigi untuk menghilangkan sisa makanan.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR