PBB mengatakan dana itu akan digunakan demi menyokong pemerintah Nepal dalam menyediakan bantuan darurat selama tiga bulan mendatang.
“Meski saya bersemangat melihat kemajuan tanggap darurat, upaya harus ditingkatkan guna memastikan bantuan vital mencapai semua yang terdampak bencana, khususnya mereka yang tinggal di daerah terpencil,” kata Koordinator PBB di Nepal, Jamie McGoldrick.
Pada Rabu (29/04), bantuan dilaporkan mulai mencapai kawasan-kawasan terpencil di dekat pusat gempa besar di Nepal, yang sejauh ini menewaskan 5.000 jiwa dan mencederai 10.000 lainnya.
"Medannya berada di tempat yang amat terpencil dan dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya," kata juru bicara tentara, Jagdish Chandra Pokherel.
KekacauanTingkat kerusakan yang diakibatkan gempa dan buruknya manajemen bencana Nepal membuat situasi menjadi kacau.
Di Kathmandu, polisi antihuru-hara bentrok dengan para warga yang berang atas lambannya penyaluran bantuan.
“Kami dibiarkan menderita kelaparan di tengah cuaca dingin dan pemerintah malah memberikan antrean,” kata Rajana, salah seorang warga yang mengantre bus menuju kampung halamannya.
Kekacauan tampak ketika sejumlah saksi mata mengatakan truk yang membawa air minum dicegat warga. Mereka lalu memanjat truk dan melemparkan air minum ke tengah kerumunan yang menunggu.
Di Kota Sangachowk, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters, warga yang marah memblokade jalan-jalan dengan ban bekas. Mereka menghentikan truk pengangkut beras dan kargo penyalur bantuan ke daerah lain.
Di tengah kekacauan, ada pula kabar membahagiakan. Seorang pria yang terjebak reruntuhan sebuah hotel di Kathmandu ditarik keluar oleh regu penyelamat Nepal dan Prancis dalam kondisi hidup. Pria bernama Rishi Kanal itu bertahan hidup selama 82 jam dengan meminum urinnya sendiri.
“Saya punya harapan, tapi kemarin saya pasrah. Saya sudah yakin tiada orang yang akan menyelamatkan saya. Saya sudah yakin akan mati,” kata Kanal kepada kantor berita AFP.
Megathrust Bisa Meledak Kapan Saja, Tas Ini Bisa Jadi Penentu Hidup dan Mati Anda
Penulis | : | |
Editor | : | Faras Handayani |
KOMENTAR