Adanya batu empedu yang ada di dalam kandung empedu menjadi indikasi untuk dilakukan pengangkatan kandung empedu. Tak perlu khawatir dengan kondisi tersebut. Mereka yang tidak memiliki kandung empedu masih tetap bisa menjalani kehidupan normal.
Batu empedu biasanya diketahui ketika melakukan pemeriksaan kesehatan. "Saat dilakukan USG, baru ketahuan ada batu empedu," ujar dr. Erik Rohmando Purba, Sp.PD. Memang, munculnya batu empedu ini ada yang asimtomatik. "Kalau batunya tidak menyumbat dan tidak menimbulkan infeksi, tidak ada gejala," terang spesialis penyakit dalam dari RSU Bunda, Jakarta.
Gejala asimtomatik ini sekitar 50 persen dan kurang dari 25 persen pasien asimtomatik merasakan gejala yang membutuhkan intervensi setelah periode lima tahun.
Sementara untuk yang mengalami gejala simtomatik, umumnya akan terasa nyeri di perut kuadran kanan atas. "Muncul kolik bilier lebih dari 15 menit, nyeri 30-50 menit pasca makan di perut kanan atas. Biasanya dipresipitasi makanan berlemak dan berakhir beberapa jam kemudian," urai dokter lulusan FKUI ini.
!break!
Diagnosis untuk batu empedu ini ditegakkan dengan wawancara, gejala klinis yang menyertai, pemeriksaan fisik, laboratorium, pemeriksaan radiologi seperti dengan USG, CT scan, ERCP, maupun MRCP. Untuk USG, dikatakan dr. Arief Setiawan, Sp.B(K)BD, mesti dilakukan bagi pasien dengan penyakit saluran empedu.
Pasien dengan gejala simtomatik untuk batu empedu, menjadi indikasi bahwa kandung empedunya mesti diangkat. Demikian pula bila ada batu empedu pada anak (misalnya saja anak dengan kelainan darah yang mengharuskan untuk sering tranfusi), juga memiliki indikasi kuat untuk operasi pengangkatan kandung empedu atau disebut sebagai kolesistektomi.
"Mereka yang mengalami batu empedu dan tinggal jauh dari rumah sakit, juga disarankan untuk menjalani kolesistektomi," imbuh konsultan bedah digestif dari RSU Bunda, Jakarta.
Kolesistektomi dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi. Di tahun 1992, National Institutes of Health menyebutkan bahwa laparoskopi kolesistektomi memberikan penanganan yang aman dan efektif untuk batu empedu.
Meskipun kandung empedu diangkat, seseorang tetap bisa menjalani kehidupannya secara normal. Organ hati tetap memproduksi empedu tetapi tidak ada tempat untuk menyimpan cairan tersebut. Empedu tidak terlalu dipekatkan seperti ketika masih ada kandung empedu sehingga secara perlahan menetes langsung ke dalam usus.
Kondisi ini bisa mempengaruhi proses pencernaan lemak maupun vitamin larut lemak. Dianjurkan, untuk tidak mengonsumsi lemak sekaligus dalam jumlah besar. Karena lemak bisa tidak dicerna dengan baik yang dapat membuat perut kembung maupun diare.
Namun sejalan waktu, tubuh dapat menyesuaikan dan mampu mencerna makanan berlemak kembali. Ada baiknya meminta rekomendasi diet dari dokter setelah pengangkatan kandung empedu.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR