Diet yang populer memang terkesan lebih efektif karena bisa membantu menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Masalahnya penurunan tersebut sering tak bertahan dalam jangka panjang.
Diet semacam itu justru akan menyebabkan stres psikologis dan mengganggu fungsi normal tubuh. Meski demikian, diet-diet dengan janji penurunan berat badan instan tersebut selalu menarik dan diminiti banyak orang.
Walau efek samping dari diet populer tersebut tidak selalu serius, tapi bisa menyebabkan gejala yang tidak nyaman, bahkan gangguan kesehatan. Jika Anda mengalami gejala fisik dan emosional seperti ini, sudah saatnya Anda mengubah strategi diet.
1. Gampang marah
Membatasi kalori secara ketat bisa menyebabkan kadar gula darah naik turun secara cepat dan juga mood yang berubah-ubah. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa mengakibatkan tubuh kekurangan nutrisi, akibatnya kita cenderung gampang lelah, sering merasa lapar, dan mudah marah.
2. Sakit kepala
Pengaturan pola makan yang tidak seimbang bisa memicu hipoglikemi atau kadar gula darah rendah yang akan menyebabkan gejala pusing, sakit kepala, gemetar, dan sensasi serangan panik.
3. Dehidrasi
Banyak orang tak sadar bahwa ketika mereka merasa lelah, lemas, atau kurang sabaran, sebenarnya adalah karena dehidrasi, bukan hanya lapar.
Jus untuk diet atau membersihkan saluran cerna yang mewajibkan kita mengonsumsi sayuran mentah pada sebagian orang bisa menyebabkan diare, kembung, atau kram perut. Kondisi ini juga bisa menyebabkan dehidrasi. Rasa haus yang terus ada saat menjalankan pola diet tertentu juga perlu diwaspadai sebagai dehidrasi.
4. Gangguan pencernaan
Diet detoks yang menjanjikan kulit bersinar dan usus yang bersih juga kerap menyebabkan efek samping perut kram, kembung, bergas, atau diare.
5. Berat badan naik
Walau tujuan Anda adalah menurunkan berat badan, tapi pembatasan kalori secara ketat atau berpuasa bisa menyebabkan kita makan berlebihan setelahnya. Berpantang makanan juga bisa menyebabkan rasa lapar dan gangguan metabolisme.
Makin kita merasa lapar, makin kita tak tahan dan akhirnya mengonsumsi makanan yang tinggi kalori pada saat "mesin pembakar lemak" di tubuh sudah berjalan lambat. Penelitian juga menunjukkan, melewati waktu makan juga meningkatkan penyimpanan lemak di perut.
Strategi
Diet sebenarnya adalah sesuatu yang menjadi keseharian, bagian dari hidup kita. Bukan sesuatu yang harus kita jalani lalu kita hentikan sewaktu-waktu. Kata "diet" sendiri berarti cara hidup, jadi bukan hanya angka di timbangan.
Untuk menjaga berat badan tetap ideal, lakukan pola makan dengan gizi seimbang. Isilah setengah piring Anda dengan sayur-sayuran dan setengah sisanya dibangi antara protein (ikan, daging tanpa lemak, telur, dan sebagainya), dan karbohidrat.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR