Sekitar 68 persen penderita osteoporosis atau kondisi turunnya kepadatan tulang adalah wanita. Bahkan, 1 dari 5 wanita berusia di atas 45 tahun mengidap osteoporosis. Kondisi ini lebih banyak terjadi setelah menopause.
Dibandingkan dengan wanita, sejak lahir pria memiliki simpanan mineral tulang yang lebih banyak dan cenderung lebih sedikit kehilangan massa tulangnya.
Selain itu, siklus kehidupan wanita juga membuat mereka lebih rentan kehilangan kepadatan tulang. Hal ini karena hormon estrogen yang memiliki peranan penting dalam pembentukan tulang akan menurun produksinya menjelang masa menopause.
"Wanita harus mengandung dan menyusui, untuk mendukung proses ini, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang. Sehingga kalau pola makan kita kurang kalsium, lama-lama kalsium dalam tulang bisa habis, terjadilah keropos tulang," kata dr.Cindiawaty Pudjiadi, Sp.GK, dalam acara media workshop yang diadakan Pfizer di Jakarta (12/5).
Karena jumlah kalsium yang disimpan dalam tulang menjadi berkurang sehingga kerangka melemah dan risiko terjadinya patah tulang pun meningkat. Seringkali osteoporosis baru diketahui setelah terjadinya fraktur atau patah tulang.
Untuk mencegah kondisi tersebut, Cindiawaty menyarankan agar sejak usia muda seorang wanita harus mengonsumsi bahan makanan yang kaya kalsium disertai cukup vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. Vitamin D bisa kita dapatkan dengan berjemur di bawah sinar matahari sebelum jam 10 pagi dan setelah jam 3 sore.
"Kita tinggal di negara tropis dan berlimpah sinar matahari, tapi banyak wanita yang takut kena matahari dengan alasan menjaga kecantikan. Belum lagi penggunaan tabir surya atau pakaian serba tertutup. Akibatnya kita kekurangan vitamin D," ujarnya.
Bagi wanita yang memakai busana muslim dan tertutup, Cindiawaty menyarankan untuk berjemur paling tidak 3 kali dalam seminggu. "Berjemur bisa dilakukan di taman rumah misalnya. Usahakan bagian tubuh terkena sinar matahari karena vitamin D dari makanan saja tidak cukup," katanya.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR