Apa kesamaan dari Mark Wahlberg, Tilda Swinton, Lily Allen, dan Bill Paxton?
Satu hal yang jelas adalah mereka sangat terkenal, dan tentu Anda sudah tahu itu.
Namun persamaan empat orang ini adalah mereka memiliki puting susu ekstra. Puting susu ketiga, jelasnya, walaupun ada juga orang yang memiliki enam puting susu tambahan. Bahkan ada yang delapan!
Penjelasan pertama tentang kondisi ini ditulis dalam jurnal sains Jerman pada 1878 oleh peneliti bernama Leichtenstern.
Ia memperkirakan sekitar satu dari 500 manusia, atau 0,2% memiliki "puting susu super numerik", yaitu jumlah puting susu yang lebih dari dua.
Satu studi menemukan prevalensi 0,2% dalam penduduk Hungaria, penelitian lain menunjukkan 0,6% anak-anak kulit putih Amerika, dan studi lain menyebutkan 1,63% anak-anak Amerika kulit hitam memiliki puting susu ekstra.
Perkiraan pada anak-anak Israel mencapai 2,5%, anak-anak Arab-Israel 4,7% dan 5,6% di anak-anak Jerman.
Studi lain melaporkan 5% puting susu susu ekstra pada perempuan Jepang namun hanya 1,6% pada pria, tetapi penelitian terpisah menyebutkan puting susu lebih dari dua lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Sejumlah bukti menunjukkan kasus dengan bentuk puting susu lebih besar di sisi kiri dibandingkan di kanan.
Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa walaupun prevalensi puting susu tambahan tergantung dari etnik, seksualitas, kawasan geografi atau metode deteksi, pentil tambahan sebenarnya cukup jarang terjadi.
Institut Nasional Penyakit Langka menyebutkan puting susu tambahan sebagai \'penyakit langka\' atau dengan kata lain kurang dari 200.000 orang di Amerika Serikat memilikinya.
Salah satu penelitian ilmiah "supernumerary nipples" atau "puting susu supernumerik" dilakukan oleh ilmuwan bernama Kajava. Pada 1915, berdasarkan penelitian terhadap warga Finlandia, ia membagi orang yang memiliki puting susu tambahan dalam delapan kategori berdasarkan jaringan.
Dalam "polymastia," atau kategori satu, puting susu tambahan muncul dengan areola atau lingkaran hitam di seputar tetek dan juga jaringan payudara. Pada dasarnya yang ditemukan adalah payudara tambahan.
!break!Pertumbuhan embrio
Kategori lain menggambarkan adanya areola dan jaringan payudara tetapi tanpa puting susu (kategori tiga). Adanya areola tanpa puting susu dan jaringan payudara masuk dalam kategori tujuh.
Dalam salah satu kategori, puting susu dan areola ditemukan namun jaringan lemak menggantikan jaringan payudara (kategori lima).
Jenis yang paling banyak ditemukan adalah kategori enam, yaitu adanya puting susu namun tanpa areola. Secara spesifik bentuk ini disebut "polythelia".
Penelitian Kajava ini sudah berusia lebih dari satu abad namun masih digunakan oleh para doktor dan peneliti.
Memahami di mana saja dan mengapa sampai puting susu ekstra ditemukan, akan membantu mencari tahu kapan pertama kali ditemukan orang yang memiliki pentil tambahan ini.
Setelah terjadinya pembuahan sperma pada sel telur, terbentuklah embrio. Setelah delapan minggu pembuahan, embrio manusia disebut fetus. Terkadang pada minggu keempat pertumbuhan embrio, jaringan ectoderm atau jaringan yang melapisi embrio (sebagian akan menjadi kulit) menjadi mengeras sedikit.
Bagian yang disebut jaringan susu atau payudara, terletak mulai dari ketiak sampai ke dada, perut dan sampai ke paha bagian atas di dekat pangkal paha.
Pada minggu-minggu dan bulan setelah itu, jaringan ini lebih menebal dan disebut mammary ridges, atau lapisan yang menebal pada embrio. Lapisan ini tidak berkembang lain kecuali pada bagian dada, tempat berkembangnya payudara dan puting susu.
Tetapi lapisan mammary ridges ini tidak menghilang sama sekali. Bila itu terjadi, maka muncullah bentuk tambahan, dalam bentuk payudara seperti kategori satu penelitian Kajava, atau hanya puting susu, pada kategori enam.
Sebagian besar jaringan tambahan ini terletak di bawah puting susu tetapi menurut salah satu perkiraan, sekitar 13% ditemukan di atas pentil, atau di ketiak. "Bila ini terjadi, maka akan menyulitkan setelah melahirkan karena puting susu berlaktasi secara bersamaan, tulis Dr Norman A Grossl dalam the Southern Medical Journal. Pengetahuan tentang adanya pentil tambahan lebih dulu terjadi dibandingkan kedokteran modern.
Dalam ilmu Yunani kuno, dewi Artemis terkadang digambarkan dengan beberapa payudara dan pengikut dewi Astarte, percaya bahwa payudara dan pentil tambahan merupakan indikasi kesuburan.
Pria dengan tetek tambahan, pernah dipercaya memiliki birahi lebih tinggi dibandingkan yang hanya memiliki dua pentil.
Tidak jelas apakah payudara tambahan terkait dengan kesuburan tetapi pakar medis tetap mempercayainya sampai pada tahun 1800an.
Tempat tak terduga
Charles Darwin sendiri pernah menulis adanya tetek atau pentil tambahan dalam bukunya The Descent of Man, dan menyebutkan bahwa puting susu tambahan adalah peninggalan dari evolusi yang terjadi pada manusia dalam proses pertumbuhan.
Bukan gagasan yang gila karena saat embrio berkembang lebih menyerupai ikan dan reptil purba sebelum menjadi mamalia dan akhirnya primata.
Banyak mamalia lain yang memiliki lebih dari dua tetek di sepanjang garis payudara—sapi memiliki empat, anjing delapan sampai 10, tikus punya 12, dan babi 18. Jadi Darwin beralasan, bila manusia memiliki puting susu tambahan, ini merupakan pembawaan dari nenek moyang, yang karena sejumlah faktor tetap bertahan saat fetus berkembang.
Tetapi karena pentil tambahan juga dapat ditemukan di luar garis payudara, kasus seperti ini disebut terjadi karena penyimpangan saat embrio berkembang.
Puting susu tambahan yang terletak di luar garis payudara disebut ectopic supernumerary nipples atau kelainan puting susu supernumerik.
Letaknya ada yang di punggung, bahu, kaki atau tangan, leher, muka dan bahkan di luar kemaluan (pada wanita) atau di perineum atau kerampang (daerah antara dubur dan kemaluan).
Sejumlah ilmuwan berteori bahwa pentil abnormal adalah kelenjar keringat yang termodifikasi atau bukti bahwa garis payudara terbentuk pada saat pertumbuhan embrio dan muncul di tempat yang tak terduga dan menjadi puting susu.
Dalam sebagian besar kasus, pentil tambahan bahkan tak terlihat atau dianggap tahi lalat atau tanda lahir.
Tetapi bila ada jaringan payudara seperti yang biasa ditemukan pada puting susu, maka akan terjadi perubahan hormon dan juga kemungkinan penyakit seperti yang biasanya terjadi pada orang dengan kondisi normal.
Pentil tambahan ini dapat berubah pigmen, membengkak atau berlaktasi, dan kemungkinan pemiliknya baru mengetahui sampai masa puber atau kehamilan.
Dalam kasus seperti ini, puting susu tambahan ini berfungsi seperti pentil dan payudara pada umumnya namun letaknya saja yang berbeda, di tempat selain di seputar payudara.
Puting susu ini juga dapat terkena sel kanker seperti halnya payudara normal.
!break!Contoh ekstrem
Sejumlah penelitian menyebutkan adanya korelasi antara puting susu supernumerik dan ginjal atau kelainan saluran kencing. Tidak jelas apa yang menyebabkan korelasi ini. Salah satu kemungkinannya saluran kencing, ginjal dan sistem payudara berkembang pada saat bersamaan dalam pertumbuhan embrio.
Kelainan saluran kencing dan ginjal dalam populasi pada umumnya tercatat antara 1-2% namun pada mereka yang memiliki puting susu tambahan, diperkirakan sekitar 14,5% atau lebih tinggi.
Tetapi kelemahan studi seperti ini adalah kurangnya sampel.
Penelitian lain mengklaim tidak ada korelasi antara dua hal ini dengan mengatakan para dokter tidak perlu mencari memeriksa kelainan saluran kencing atau ginjal hanya karena pasien memiliki puting susu tambahan.
Sebagian besar pemillik pentil tambahan tak peduli dengan keanehan pada tubuh mereka ini.
Sebagian ada yang diangkat melalui operasi untuk estetika.
Menyusui dengan tiga payudara
Namun sejumlah kasus dalam sejarah mengangkat contoh ekstrem.
Satu kasus pada tahun 1827 menyebutkan seorang wanita Prancis yang memiliki payudara ketiga di paha kirinya. Setelah melahirkan, tetek ketiga juga memproduksi susu. "Susu di payudara ketiga ini diberikan kepada bayinya," tulis Gossl.
"Dia menyusui lima anak selama hidupnya dari tiga payudaranya."
Dan laporan tahun 1980 menyebutkan kasus puting susu ekstra "yang menyerupai payudara wanita di paha belakang seorang pria berumur 74 tahun."
"Tumor berlemak," seperti yang disebut pria itu tak pernah mengganggunya dan ia menolak tawaran untuk mengangkat payudara itu.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR