Karena berbagai alasan, Anda pasti pernah tidak memakai helm ketika bersepeda – helm sepeda itu gerah, membuat rambut berantakan dan bentuknya jelek – perusahaan Swedia Hövding menambah satu alasan lagi: helm sepeda tidak bekerja dengan baik.
Untungnya, mereka punya pemecahannya.
Di tahun 2006, mahasiswa desain industri Universitas Lund Anna Haupt and Terese Alstin memutuskan untuk menciptakan helm yang baik untuk proyek kelas mereka.
Kesulitan pertama yang harus mereka atasi adalah soal estetika; banyak orang (terutama kedua orang mahasiswa ini) tidak suka memakai helm.
Tapi penelitian mereka juga menemukan bahwa plastik konvensional dan pelindung berbahan busa tak mampu melindungi kepala dari gaya gravitasi yang menyebabkan cedera fatal dalam banyak peristiwa kecelakaan.
Terobosan mereka – helm mengembang yang dipicu oleh gerakan – melindungi lebih banyak bagian kepala dan leher, serta menghalangi benturan keras dengan tanah.
Perangkat buatan Hövding ini pada dasarnya adalah kantong udara yang bisa dipakai di kepala – dibuat bekerjasama dengan pembuat kantong udara Alva Swedia – dan dilengkapi dengan teknologi canggih yang berhubungan dengan industri mobil.
"Kerah helm" itu berisi sensor gerakan yang disesuaikan secara khusus dengan perubahan yang khas dengan momentum pada kecelakaan sepeda.
Sensor ini, yang diisi ulang lewat USB dan bisa bertahan selama 18 jam, berada dalam keadaan siap ketika pengendara seperti memasang kerah dan mengaitkan penyangkut yang terdiri dari kombinasi ristleting dan kancing.
Ketika Hövding mendeteksi kecelakaan yang datang, gas helium dari sebuah wadah, mengembangkan kantong kepala sebelum kepala itu membentur kaca mobil atau jalan raya, dan akan terus mengembang beberapa detik seandainya terjadi benturan kedua.
!break!Dalam uji coba terpisah yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Folksam, alat buatan Hövding ini memperlihatkan daya serap benturan tiga kali lipat lebih besar daripada helm konvensional.
Kekurangannya? Sekarang ini: harga dan ketersediaan. Dengan harga 299 Euro (sekitar Rp4,5 juta) dan distribusi hanya di Eropa dan Inggris Raya, sekalipun ada rencana untuk distribusi lebih luas.
Tambahan lagi, Hövding tidak melindungi pengendara dari obyek yang jatuh dari atas, dan tidak bisa bekerja maksimum dengan pengendara yang gaya rambutnya canggih.
Karena sensornya disesuaikan untuk mendeteksi kecelakaan sepeda, alat buatan Hövding ini juga hanya berlaku untuk sepeda saja saat ini, dan pengguna skateboard, sepeda motor bahkan pemain ski tidak bisa dilayani.
Ketika ditanya mengenai aplikasi untuk yang lain, CEO Hövding Fredrik Carling dengan santai menjawab, “Kegiatan di pusat penelitian dan pengembangan Hövding bersifat rahasia. Itu artinya, minat konsumen untuk aplikasi lainnya amat kuat.”
Dengan banyaknya penglaju di seluruh dunia yang mengendarai sepeda, senang rasanya mengetahui bahwa mereka tetap aman berkendara sambil tetap merasakan angin di kepala mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR