Kuil matahari yang baru ditemukan ini seluruhnya terbuat dari batu bata lumpur. Selama penggalian, Nuzzolo dan tim juga menemukan lusinan guci bir utuh. Ada beberapa guci yang terisi dengan lumpur ritual yang hanya digunakan dalam ritual keagamaan tertentu. Tembikar diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-25 SM, sekitar satu atau dua generasi sebelum Nyuserra hidup.
Sang ahli juga mengatakan monumen batu bata dari lumpur di kuil matahari ini memiliki ukuran yang mengesankan. Hanya saja Nyuserra menghancurkannya guna membangun kuil mataharinya sendiri. Nuzzolo menambahkan, kuil-kuil ini didedikasikan untuk pemujaan kepada Ra, dewa matahari, raja melegitimasi kekuasaannya melalui kuil dan menampilkan dirinya sebagai satu-satunya putra dewa matahari di bumi.
“Oleh karena itu, secara tidak langsung tujuan utama dari kuil adalah sebagai tempat pendewaan raja yang masih hidup,” jelas Massimiliano Nuzzolo.
Diketahui dari sumber sejarah total ada enam kuil matahari yang dibangun, namun hanya dua yang telah digali. Dari sumber-sumber inilah kita mengetahui bahwa semua kuil matahari dibangun di sekitar Abu Gharab. Kuil matahari Nyuserra memiliki tata letak yang sangat mirip dengan bangunan bata lumpur tetapi lebih besar dan terbuat dari batu.
Baca Juga: Temuan Sepatu Kuno yang Disembunyikan di Mesir, Berusia 2.000 Tahun
Massimiliano Nuzzolo menambahkan bangunan bata lumpur tidak dibangun oleh Nyuserra, karena raja-raja Mesir tidak diketahui pernah membangun kuil dengan batu bata dan lalu membangunnya kembali dengan batu.
“Biasanya ketika seorang raja karena beberapa alasan sedang terburu-buru, dia membangun monumen itu dari batu bata lumpur dengan elemen-elemen penting di batu,” tutur Nuzzolo.
“Ini mungkin telah memfasilitasi hilangnya mereka selama berabad-abad, seperti yang terjadi pada beberapa monumen Mesir kuno lainnya yang dibangun dengan bahan yang mudah rusak. Selain itu, bangunan bata lumpur dapat dengan mudah dihancurkan dan dikubur di bawah konstruksi lain, seperti yang mungkin terjadi dalam kasus kami,” lanjutnya.
Massimiliano Nuzzolo dan tim berharap untuk mengetahui raja mana yang bertanggung jawab untuk membangun kuil melalui penggalian lebih lanjut. Khususnya dengan mempelajari tembikar akan memungkinkan mereka untuk mengetahui lebih banyak tentang bagaimana orang hidup pada masa itu, termasuk apa yang mereka makan dan yakini.
Baca Juga: Makam Bendahara Kerajaan Firaun Mesir Ditemukan di Nekropolis Saqqara
Source | : | CNN,Arkeonews |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR