Raja Ampat di Papua Barat, merupakan wilayah yang kaya akan terumbu karang. Kajian ekologi yang dilakukan The Nature Conservancy (TNC) pada 2002 menunjukkan, di perairan Raja Ampat terdapat sedikitnya 537 jenis karang dan 1074 jenis ikan. Catatan tersebut menasbihkan Raja Ampat sebagai kepulauan yang mengoleksi jenis terumbu karang terbanyak di dunia.
Selain Raja Ampat, wilayah lain di Indonesia yang dikenal karena reputasi terumbu karangnya adalah Kepulauan Derawan (Kalimantan Timur), Pulau Banda (Maluku), Nusa Penida (Bali), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), Bunaken (Sulawesi Utara), Kepulauan Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Teluk Cendrawasih (Papua).
Ulah manusia
Sementara itu, menurut Kepala Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI Suharsono, kekayaan terumbu karang di Indonesia harusnya dapat dijaga dengan baik. Karena, terumbu karang Indonesia merupakan yang terbaik di dunia.
“Sebagian besar, kerusakan terumbu karang karena ulah manusia. Biasanya, perusakan dilakukan dengan sengaja ataupun tidak melalui penangkapan ikan dengan racun dan bom, pengambilan karang, sedimentasi dan over fishing,” tuturnya.
Dalam penelitian Suharsono, kondisi terumbu karang rusak dari waktu akibat faktor tersebut. Dia mencatat, sejak penelitian pertama dilakukan pada 1993 hingga 2007 di 73 daerah dengan 841 stasiun dari Sabang ke Kepulauan Padaido, Papua, diperoleh hasil yang cukup mengejutkan.
“Pada 2006, hanya 5,2 persen terumbu karang yang kondisinya sangat baik; 24,2 persen dalam kondisi baik; 37,3 persen dalam kondisi sedang; dan 33,1 persen dalam kondisi buruk,” papar dia.
Karena kondisi tersebut, Suharsono mengaku prihatin dan mengajak semua pihak untuk bersama menjaga kekayaan terumbu karang yang nilainya tak terhitung dengan rupiah. “Dengan ikut menjaga, manfaat positif akan kita rasakan di masa depan, termasuk dalam bidang ekonomi dan lainnya,” ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR