Bruce W Carpenter (62), salah satu kurator yang bekerja bersama Marc, jatuh cinta pada kebudayaan Indonesia. Bruce yang mendalami sejarah, filosofi, dan agama oriental itu mengenal Indonesia sejak tahun 1970-an. Ia menulis lebih 20 buku terkait budaya, seni, dan seniman Indonesia, baik karya sendiri maupun bersama beberapa penulis/peneliti lain.
"Indonesia punya kekayaan yang amat berlebih di bidang seni dan budaya. Sayang, belum semua dikelola dengan baik. Koleksi di museum pun bisa beberapa kali hilang. Butuh revolusi pengelolaan di bidang seni dan budaya untuk memajukan Indonesia," kata Bruce.
Dihargai
Di tengah permasalahan di Tanah Air, beberapa karya anak bangsa justru melambung di dunia. Di pameran eksibisi bertema "After Utopia" di Singapore Art Museum, misalnya, beberapa karya seniman Indonesia dipamerkan bersama karya seniman Asia lainnya.
Di After Utopia yang berlangsung dari 1 Mei sampai 18 Oktober 2015, ada "Pinkswing Park" karya Agus Suwage dan Davy Linggar yang menyedot perhatian pengunjung. Di Indonesia, karya itu berujung kontroversi pada tahun 2006 karena disebut oleh satu pihak sebagai pornografi. Di tengah euforia kebebasan pasca Reformasi 1998, karya yang menggambarkan parodi kaum urban itu pun dibekukan di negeri sendiri.
Di ajang yang sama, Maryanto eksis dengan karyanya "Pandora\'s Box". Karya berupa ruangan tertutup dengan lukisan dari arang di dinding-dinding tembok, menggambarkan kegiatan pertambangan lengkap dengan alat beratnya. Sebuah eksploitasi alam yang bisa berakibat amat buruk.
Karya Yudi Sulistyo tak kalah menarik, yakni berupa kendaraan perang lengkap dengan senjata dan amunisinya yang terbuat dari kardus. Terlihat garang, tetapi jelas mudah lapuk dan rusak. Sebuah keprihatinan atas kualitas fasilitas pertahanan, bahkan armada penerbangan nasional, yang dulu sempat dilarang terbang ke beberapa belahan dunia.
Senang melihat tinggalan budaya Indonesia dan karya anak bangsa mendapatkan tempat terhormat di dunia luar. Semoga hal-hal baik terkait pengelolaan karya seni dari luar juga cepat menular ke Indonesia.
Kata aktivis pelestarian budaya dan sejarah Indonesia, Asep Kambali, perubahan itu bisa dimulai dengan menumbuhkan rasa cinta akan budaya dan sejarah negeri sendiri. Salah satu caranya, yaitu dengan sering-sering main ke museum. Yuk!
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR