Dalai Lama berulang tahun ke-80 akhir pekan lalu dan warga Tibet di pengasingan di seluruh dunia turut merayakannya.
Pemimpin spiritual ini sedang mengunjungi New York untuk memberi kuliahnya mengenai ajaran Budha, tapi ini tidak mengurungkan perayaan ulang tahunnya oleh warga Tibet di India bagian utara di mana Dalai Lama hidup dalam pengasingan.
Pada perayaan ulang tahun ke-80 Dalai Lama di Dharamsala, sekelompok remaja Tibet menampilkan lagu-lagu dan tarian tradisional Tibet di wihara.
Dawa Tashi, seorang guru musik, memimpin para siswa berlatih selama berbulan-bulan, menekankan pentingnya musik dan tari bagi anak-anak dan remaja di pengasingan.
"Untuk membuat budaya Tibet tetap hidup dan meneruskannya kepada generasi muda. Kita menunjukkan identitas dengan budaya kita. Orang tahu ini Tibet," jelasnya. Ini penting, menurutnya, "Untuk membuat para siswa merasa, \'Saya orang Tibet."
Pelestarian budaya Tibet ini juga menjadi salah satu ajaran Dalai Lama. Ia memprioritaskan pendirian sekolah-sekolah Tibet di India, tempat pengasingannya sejak 1959.!break!
Perjalanan panjang
Dalai Lama telah menempuh perjalanan panjang dari seorang pelarian menjadi pemimpin spiritual yang terkenal di seluruh dunia. Kelsang Damdul tahu benar ceritanya. Pria 89 tahun adalah memimpin kelompok tentara yang mengawal Dalai Lama keluar dari Lhasa, ibukota Tibet.
Damdul mengatakan itu merupakan hari paling sedih baginya karena ia harus meninggalkan negaranya. Tapi ia tidak punya pilihan lain.
Kini, Damdul tinggal di sebuah panti jompo di Dharamsala. Sekitar 12.000 warga Tibet tinggal di kota di lereng bukit ini, dan tak kurang dari 100.000 tersebar di berbagai daerah di India.
Lhakpa Tsering masih berumur 13 tahun ketika keluarganya meninggalkan Tibet. Ia kemudian menjadi pemimpin sebuah permukiman di Mundgod, di provinsi Karnataka di India bagian selatan.
Ia ingat Dalai Lama sering berkunjung untuk memeriksa kemajuan dan membangkitkan semangat para pengungsi di pengasingan.
"Ia meletakkan tangannya di bahu saya. Kami berjalan ke ladang jagung. Yang Mulia (Dalai Lama) bagaikan kepala keluarga. Ia membimbing kami dalam segala hal," ujar Tsering.
Dalai Lama dikenal atas pesan-pesannya yang anti kekerasan, tapi ketegangan di Tibet berlanjut dengan tekanan dari pemerintah China sejak 2008.
Ulang tahun Dalai Lama boleh jadi saat yang membahagiakan di seluruh dunia, tapi warga Tibet di dalam negerinya sendiri justru tidak dapat dengan bebas merayakannya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR