Di atas panggung dengan layar putih membentang, dalang Budi Ros yang ditemani rekannya, Yudi Suryo Atmojo dan Rangga Buana, memainkan kisah salah satu tokoh Wali Songo.
Dikisahkan, Raden Syahid yang merupakan putra Adipati Tuban terusir dari istana kadipaten. Bersama rekan-rekannya, Raden Syahid memilih tinggal di hutan dan membentuk gerombolan perampok untuk dibagikan kepada fakir miskin.
Titik balik terjadi ketika ia bertemu Sunan Bonang. Setelah berguru kepada wali ternama itu, Raden Syahid menjadi salah satu tokoh Wali Songo yang dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Budi Ros dan kedua rekannya memainkan lakon tersebut di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, 5 Juli lalu.
Sesekali mereka menyelipkan celotehan jenaka ataupun sindiran yang berkaitan dengan kondisi bangsa.
Kepada BBC Indonesia, Budi menjelaskan kaitan antara seni dan agama dalam lakon pementasan Sunan Kalijaga ini.
“Sunan Kalijaga menggunakan kesenian untuk menyebarkan agama Islam. Dia merupakan budayawan dan seniman. Wayang merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan orang dan berkhotbah," kata Budi.
Namun, terlepas dari kisah Sunan Kalijaga, wayang yang digunakan Budi Ros berbeda dengan wayang kulit atau wayang golek.
Pria yang sudah lama bergabung dengan Teater Koma itu menggunakan wayang tavip. Wayang tersebut telah dia gunakan sejak menjadi dalang dalam lakon Sie Jien Kwie pada 2010.
Wayang tavip bisa jadi masih terdengar asing di telinga khalayak umum mengingat umumnya orang lebih mengenal wayang golek atau wayang kulit.
Berbeda dengan keduanya, bahan baku wayang tavip terbuat dari plastik transparan.
Nama wayang tavip sendiri diambil dari nama penciptanya, yaitu Mohamad Tavip. Bersama seorang pelukis, Herry Dim, pada 1993 Mohamad Tavip menciptakan gambar Motekar yang kemudian dinamai wayang tavip.
Kepada BBC Indonesia, Tavip yang juga mengajar di Sekolah Tinggi Seni Indonesia di Bandung ini, mengatakan keunggulan wayang kreasinya adalah semua karakter dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan.
Keunggulan lain, dibandingkan dengan wayang kulit yang juga menggunakan media cahaya, wayang tavip dapat menampilkan warna yang sesuai dengan karakter wayang tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR