Produksi kelapa sawit di Indonesia meningkat dari 10,5 juta hektar tahun 2013 menjadi sekitar 11,44 juta hektar tahun 2015, menurut Kementerian Pertanian.
Togar Sitanggang, Sekretaris Jenderal Asosiasi Minyak Kelapa Sawit Indonesia, mengatakan ekspansi tahun ini adalah sekitar 300.000 hektar, dan itu terbatas pada daerah-daerah yang sudah mendapatkan izin beberapa tahun yang lalu. Ia mengatakan janji akan pembangunan berkelanjutan, undang-undang kehutanan yang baru serta pasar yang melunak telah memperlambat ekspansi.
Pemerintah Indonesia mengatakan minyak kelapa sawit penting untuk pembangunan karena mengurangi kemiskinan dengan membangun jalan, sekolah dan infrastruktur lainnya untuk masyarakat pedesaan dan menghasilkan lima juta pekerjaan yang bermanfaat bagi 15 juta orang.
Dan kebijakan biofuel pemerintah, yang bertujuan mengurangi impor bahan bakar fosil dan menghemat US$1,3 miliar (Rp 17,5 triliun), mendorong pemilik lahan kecil untuk memproduksi minyak kelapa sawit. Dengan kebijakan tersebut, setiap liter solar harus mengandung 15 persen biofuel.
"Masalahnya adalah mengizinkan pemilik lahan di Indoensia ambil bagian di hutan untuk perkebunan kelapa sawit -- apa yang baik untuk ekonomi tidak selalu baik untuk hutan," ujar Galdikas.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR