Festival musim gugur menjadi salah satu momen yang ditunggu masyarakat Tiongkok. Setiap tanggal 15 pada bulan kedelapan dari kalender Tiongkok, mereka berkumpul untuk menghabiskan momen tersebut bersama keluarga, kerabat, serta orang terdekat.
Terdapat sebuah panganan yang wajib ada saat perayaan festival ini, yakni kue bulan. Kue berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 10 centimeter dan ketebalan antara 3-4 centimer ini menjadi suguhan utama bagi perayaan festival musim gugur.
“(Kue bulan) cuma ada pas festival, bukan setiap hari, hanya satu tahun satu kali seperti kue lebaran,” ujar Executive Chinese Chef Hotel JW Marriott Jakarta, Jhon Chu, Rabu (5/8/2015).
Tak hanya dijadikan panganan, kue bulan juga dianggap sebagai simbol doa dan harapan baik akan kemakmuran dan harmoni. Karena itu, kue bulan juga kerap dikirim ke keluarga, kerabat, maupun rekan bisnis sekaligus mengirimkan harapan baik bagi penerima.
Mulanya, kue bulan tradisional hanya berisi kacang merah atau pasta biji bunga lotus yang dibalut dengan kulit tipis. Adonan kulit itu hanya terbuat dari campuran sederhana tepung, sirup kacang, dan sirup gula.
Setelah dibungkus, kue bulan yang masih berbentuk bola langsung dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari kayu. Uniknya, di dasar cetakan itu terdapat aneka ragam ukiran untuk mempercantik tampilan kue bulan. Ukiran tersebut bisa jadi berupa bunga, logo, ataupun kata yang ditulis dengan huruf kanji Mandarin.
Untuk mempercantik tampilannya, kue bulan tradisional lalu dilapisi dengan kuning telur asin. Penggunaan telur asin bukan tanpa alasan. Sebab, menurut Jhon, telur asin akan menghasilkan perpaduan rasa yang apik dengan isian pasta biji bunga lotus.
“Lotus sangat cocok dengan telur asin karena lotus manis lalu bertemu telur asin jadi pas,” katanya.
Benar saja, gurihnya telur asin terasa serasi dengan rasa manis yang berasal dari pasta biji bunga lotus. Tak hanya itu, sensasi kerenyahan akan terasa dalam setiap gigitan yang berasal dari biji bunga matahari yang sengaja ditambahkan Jhon untuk variasi rasa.
“Walau tradisional, tapi kita tetap kreasi pakai kuaci jadi pas digigit ada crispy-nya,” sambung Jhon.
Dari dewi bulan hingga perantara pesan
Kue bulan yang legit dan melegenda ternyata turut menyimpan beragam kisah menarik. Jhon mengatakan terdapat beberapa kisah legenda terkait kue bulan yang ia tahu.
“Dulu ada suami istri, suami punya obat mujarab untuk istri tapi ingin dicuri orang,” cerita Jhon.
Karena takut obat pemberian suaminya dicuri, sang istri lantas menenggak obat tersebut lalu terbang meninggalkan pencuri itu. Dia pun memilih tinggal di bulan agar selalu dekat dengan sang suami.
“Suami lalu suka melihat bulan, duduk sambil makan kue ini (kue bulan),” imbuh Jhon.
Selain kisah itu, sejarah bercerita bahwa kue bulan juga sering digunakan sebagai media penyampai pesan pada saat perang di Dinasti Ming. Menurut Jhon, di dalam kue bulan itu akan diselipkan selembar kertas berisikan pesan untuk mengelabui musuh.
“Tapi tidak tahu apa itu benar atau tidak (ceritanya), tapi kue bulan selalu jadi makanan saat mid-autumn festival,” tutup Jhon.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR