Jadi manusia menjadi model imitasi mereka, kata Lameira. “Meniru suara manusia seperti meniru kawan sebaya.”
Meniru suara manusia juga merupakan cara untuk menjalin kedekatan dengan mereka, kata Stöger-Horwath. Dia berpikir itu pula yang membuat Koshik si gajah melakukannya.
Sama dengan seekor paus beluga atau paus putih bernama Nack, yang menurut pelatihnya Tsukasa Murayama dari Tokai University di Kanagawa, Jepang. Nack dapat meniru kata-kata bahasa jepang dan suara-suara dasar, termasuk "Tsukasa". Murayama berpikir itu cara dia bermain dengan manusia, dia tidak mendapatkan imbalan untuk melakukan itu.
Sementara di alam liar, para pembelajar vokal menggunakan suara mereka untuk menjalin kedekatan dengan spesies mereka. Kemampuan untuk mempelajari suara baru juga memungkinkan mereka untuk mengubah suara sebagia contok jika mereka butuh untuk bergabung dengan kawanan baru, kata Pepperberg.
Kemampuan suara mereka juga dapat membuat mereka lebih atraktif bagi lawan jenis, dengan menunjukkan kecerdasan mereka, kata Jarvis.
“Saya pikir hal sepeti itu juga terjadi pada manusia, ketika anda laki-laki atau perempuan ingin menunjukkan bagaimana kepintaran dan bagaimana kecerdasan dengan informasi yang mereka miliki. Saya pikir itulah yang disebut meniru.”
Meski dapat meniru tetapi hewan-hewan ini tidak mengetahui apa artinya. Seperti Koshik yang telah dilatih jika penjaganya mengatakan “nuo” kata dalam bahasa Korea yang artinya “berbaring” maka dia akan berbaring.
Koshik juga dapat mengatakan kata “nuo” dengan menirunya, tetapi dia tidak dapat memaknai kata itu dengan mengharapkan penjaganya untuk bebaring, dia hanya menirukan suara kata Stöger-Horwath.
Koshik merupakan hewan yang normal. Anda dapat mengajari anjing Anda untuk mengerti kata “duduk” atau “ambilkan koran”, kata Jarvis. Tetapi anjing tidak dapat meniru kata-kata.
Bagaimanapun, meniru vokal merupakan dasar dalam bahasa manusia. Kemampuan kita meniru mengijinkan kita untuk mempelajari dan memproduksi berbagai suara yang berbeda.
Kita tidak mengetahui kapan kemampuan bicara dan bahasa kita mulai muncul. Apakah nenek moyang seperti Australopithecus, dapat berbicara? Bagaimana dengan spesies yang lebih dulu ada seperti Neanderthal?
Sejumlah hewan dapat meniru perkataan manusia.
Kasus Tilda dapat membantu menjawab pertanyaannya ini. Sangat jelas, suara yang dia tiru tidak telalu sulit untuk orang utan, kata Lameira. Kondisi itu memunculkan dugaan kemampuan untuk memproduksi suara berkembang sebelum garis keturunan orang utan terpisah dari garis keturunan yang berkembang menjadi manusia.
“Ini dapat memberikan kita petunjuk waktu dari evolusi bicara,” kata Lameira.
Mungkin kita tak terlalu terkejut dengan kemampuan nenek moyang untuk meniru suara. Banyak mekanisme yang terlibat, seperti kemampuan untuk mengontrol bunyi yang Anda buat itu sangat mendasar dan banyak hewan memilikinya.
Kebenaran tampaknya hanya pada sejumlah hewan dapat meniru suara manusia, tetapi hanya sedikit sekali yang dapat berbicara dengan makna seperti yang dilakukan manusia.
Hewan-hewan yang kurang memiliki kemampuan ini sangat menganggumkan seperti sangat terlatih, karena mereka dapat mengungkapkan bagaimana kemampuan bahasa kita berkembang.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR