Adanya obat baru Sofosbuvir membangkitkan harapan pasien Hepatitis C untuk bisa sembuh total. Tingkat kesuksesan obat ini untuk penyembuhan lebih dari 90 persen dan tidak memiliki efek samping yang berat. Sayangnya, obat itu belum tersedia di Indonesia.
Di Indonesia, menurut Indonesia AIDS Coalition (IAC) diketahui sudah ada 7 orang yang mendapat pengobatan dengan Sofosbuvir. Empat di antaranya adalah staf IAC yang positif hepatitis C. Mereka harus jauh-jauh ke India untuk mendapatkan obat tersebut.
Ayu Oktariani, salah satu yang mendapat pengobatan Sofosbuvir mengaku obat tersebut bekerja sangat baik di tubuhnya. Jika sebelumnya jumlah virus hepatitis C Ayu sebanyak 4.800.000, setelah mengonsumsi Sofosbuvir selama 4 minggu, virusnya sudah turun jauh menjadi sekitar 800 kopi.
Ayu berharap tak hanya dirinya yang bisa merasakan manfaat adanya obat Sofosbuvir. Ia mengatakan, cukup banyak pasien hepatitis C yang membutuhkan obat itu. Berdasarkan data terbaru dari jurnal Lancet Juni 2015, pengidap hepatitis C di Indonesia diperkirakan sekitar 2 juta orang.
Ayu bersama IAC dan juga Koalisi Obat Murah pun mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Kesehatan untuk segera mengupayakan peredaran obat Sofosbuvir di Indonesia.
“Yang butuh ini (obat) bukan cuma saya. Obat ini benar-benar dibuthkan. Enggak tau gimana caranya sofosbuvir ini harus masuk ke Indonesia,” kata Ayu di Jakarta, Selasa (18/8).
Adapun obat yang ada di Indonesia saat ini adalah Pegylated Interferondengan kombinasi Ribavirin. Obat tersebut digunakan dengan cara disuntik di perut dan Ribavirin secara oral. Obat yang sudah dijamin oleh Jaminan Kesehatan ini harganya jauh lebih mahal yakni sekitar 80 juta untuk sekali pengobatan. Efek sampingya juga lebih berat sehingga penggunanya banyak yang tak meneruskan pemakaian obat.
Sementara itu, Sofosbuvir versi generik telah diproduksi oleh perusahaan farmasi generik di India dengan harga lebih murah, yakni sekitar Rp 2,6-3,6 juta per botol untuk kosumsi selama 4 minggu. Total untuk sekali pengobatan atau sekitar 6 bulan, Sofosbuvir termasuk kombinasi Ribavirin bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp 24 juta.
IAC pun berharap obat Sofosbuvir segera beredar di Indonesia dan masuk dalam program JKN. Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan di Amerika telah memberikan ijin edar Sofosbuvir pada 2013 lalu.
Jika tidak ditangani dengan baik, hepatitis C menyebabkan sirosis hati yang bisa berujung pada kematian. Jika pasien hepatitis C tidak disembuhkan, penularan virus akan terus terjadi.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR