Banyaknya ancaman bom yang bisa menewaskan dan melukai banyak orang melahirkan keinginan global untuk menciptakan penanggulan medis yang mampu mencegah kerusakan tubuh akibat terpapar radiasi bom.
Dalam laporan penelitian yang dimuat di jurnal Laboratory Investigation, disebutkan bahwa nantinya ilmuwan bisa mengembangkan obat yang mampu melindungi seseorang dari dampak ledakan atau paparan radiasi nuklir.
Penelitian yang dipimpin oleh Carla Kantara ini baru dilakukan pada sekumpulan tikus. Mereka menemukan bahwa dengan menyuntikkan obat peptida TP508 pada tubuh tikus setelah terpapar radiasi ledakan selama 24 jam, bisa menghambat kerusakan yang mungkin terjadi pada sistem pencernaan tikus—dengan begitu, menunda pula waktu kematiannya.
Terpapar radiasi nuklir dalam jumlah tinggi menyebabkan adanya kerusakan pada lapisan usus, sehingga terjadi sindrom yang disebut dengan gastrointestinal atau GI. Bila terkena sindrom tersebut, usus akan kesusahan mencerna air sehingga menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh, infeksi bakteri, bocornya usus, sepsis, bahkan kematian. Dengan TP508, obat itu akan menstimulasi perbaikan pada kulit, tulang, dan jaringan otot pada usus tikus.
Sebelumnya, obat TP508 terbukti bisa meningkatkan penyembuhan penyakit maag dan patah tulang pada manusia.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR