“Berbagai anggota keluarga sering telah mengejar kepentingan mereka sendiri. Tetapi entah bagaimana ini telah menghasilkan keuntungan jangka panjang untuk Portmeirion.”
Susan William-Ellis, ibu Llywelyn dan anak Clough, mendirikan Portmeirion Pottery, keramik-keramik yang didesain sendiri, di Stoke-on-Trent pada tahun 1960; rangkaian perlengkapan meja Botanic Garden telah menjadi perlengkapan klasik Inggris.
Llywelyn sendiri mengikuti rasa seninya sambil menjalankan Portmeirion, menggelar festival seni dan musik di desa itu pada tahun 2012.
Dia berharap untuk segera memulai festival karya sastra.
“Clough selalu ingin Portmeirion sebagai tempat di mana segalanya dapat terjadi, di mana acara-acara memperoleh tempat, untuk diatur.” kata Llywelyn.
!break!
Akhirnya industri film tertarik Portmeirion setelah bertahun-tahun. Jenis arsitektur Portmeirion telah dibolehkan untuk menjadi latar pembuatan film: Prancis (Brideshead Revisited), Italia tahun 1960 (The Green Helmet), Inggris (Under Suspicion), Italia saat Renaissance (Dr Who), bahkan di Cina (Danger Man).
Tetapi ada dua film seri televisi yang menempatkan Portmeirion dalam imajinasi populer Inggris, yaitu film seri drama sains fiksi tahun 1960an The Prisoner(dengan desa yang membuat pengaturan suasana riang yang menakutkan untuk kisah Kafkaesque), dan Cold Feet yang lebih baru, sebuah seri komedi romantis yang dalam episode terakhirnya di tahun 2003 mengubah Portmeirion menjadi tempat pesta pernikahan di malam hari.
“Clough tidak menyukai ide menjadikan Portmeirion hanya sebagai museum arsitektur,” kata Llywelyn.
“Dia menginginkan sebuah tempat yang dapat menginspirasi orang-orang menjadi kreatif sesuai hak mereka, jadilah seniman, penulis, penyair, musisi, bahkan arsitek –dan seluruh tempat ini menyediakan kesenangan dan membuah orang-orang merasa bahagia.”
Tentu saja desa ini masih selalu membuat saya bahagia dan saya mendapatkan bahwa merupakan hal yang sulit dibayangkan hidup tanpa kunjungan sekali-sekali.
Saya pikir inilah kenapa desa ini memiliki pengaruh yang demikian mendasar, kenyataannya bahwa William-Ellis telah berjuang untuk keindahan ini sepanjang hidupnya, menganggapnya sebagai “keanehan yang penting”.
Dan juga karena keluarganya telah memiliki ide tentang keindahan –dalam bentuk apapun– bahwa Portmeirion akan terus mengubah dirinya dan berjalan dari kuat ke kuat.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR