Saat Anda mengirim sebuah proton, atau sebuah partikel cahaya, ke dalam gas tersebut, atom-atom yang menabraknya berinteraksi dengannya. Atom-atom menyerap momentum dari partikel itu, yang menyebabkan atom-atom itu berloncatan pada tingkat energi yang berbeda. Ini kemudian membuat foton itu berhamburan.
Untuk membuat gas yang tidak terlihat, para ilmuwan harus melakukan yang sebaliknya. Mereka mendinginkan atom-atom tersebut. Atom-atom itu kemudian kehilangan energi, yang menyebabkan atom-atom tersebut membentuk jenis materi yang disebut laut Fermi (Fermi sea).
Atom-atom itu terjepit satu sama lain. Kondisi ini menyebabkan atom-atom tersebut tidak dapat bergerak naik atau turun dalam tingkat energi.
Pada titik ini partikel-partikel atom jadi begitu padat. Ketika Anda mengirim partikel cahaya, atom-atom itu tidak dapat berinteraksi dengannya. Cahaya itu kemudian terblokir secara Pauli.
Baca Juga: Berkat Muhandis Shiddiq, Komputer Kuantum Lebih Dekat dengan Kenyataan
Untuk membuat gas yang tidak terlihat, para peneliti di MIT menggunakan ide pemblokiran Pauli sebagai dasar. Mereka kemudian menyetel foton-foton dalam sinar laser sehingga hanya akan bertabrakan dengan atom-atom yang bergerak ke arah yang berlawanan, membuat atom-atom itu melambat dan mendingin. Setelah itu, para peneliti membekukan awan gas litium hingga suhu 20 mikrokelvin, tepat di atas nol mutlak.
Selanjutnya, para peneliti menggunakan laser kedua yang lebih terfokus untuk meremas atom bersama-sama. Mereka meremasnya hingga kepadatan sekitar 1 kuadriliun atom per sentimeter kubik, sebuah rekor baru. Akhirnya, mereka menggunakan laser ketiga untuk menyorotkan sinar ke gas. Seperti yang telah mereka prediksi, atom-atom itu menyebarkan cahaya 38 persen lebih sedikit daripada suhu kamar.
Para peneliti itu telah mendemonstrasikan bagaimana efek pemblokiran Pauli bekerja. Jadi, para ilmuwan lainnya dapat menggunakannya untuk mengembangkan materi tak terlihat yang menahan cahaya.
Manfaat dari temuan ini misalnya, perusahaan seperti Google yang sedang mencoba mengembangkan teknologi baru untuk komputer kuantum, dapat dapat menggunakannya untuk membantu meningkatkan efisiensi komputer mereka.
Baca Juga: Tiongkok Luncurkan Satelit Kuantum Pertama di Dunia
Source | : | BGR,Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR