Dalam setiap hubungan, seks akan mengubah segalanya. Tidak berbeda dengan hewan pengerat Vole padang rumput jantan, hal ini bahkan mengubah kerja otak mereka.
Vole padang rumput adalah hewan pengerat kecil dan berbulu yang berasal dari Amerika Utara. Seperti hewan umumnya, awalnya vole dikira akan memilih-milih pasangannya sebelum kawin. Namun sebenarnya, sebelum kawin, vole jantan tidak melakukan hal tersebut karena tidak bisa membedakan satu betina dengan betina lainnya. Setelah pasangan vole berpasangan dan kawin, mereka baru membentuk sebuah ikatan yang membuat si jantan baru mengenali bau, penampilan, serta kelakuan si betina yang sudah kawin, termasuk betina yang menjadi pasangannya.
Beberapa tahun lalu, Alexander Ophir, seorang profesor dari Cornell University yang mendalami ilmu neurologi perilaku dan evolusi, beserta timnya menemukan sebuah temuan yang mengejutkan: Seekor vole padang rumput jantan dapat membedakan satu jantan dengan yang lainnya, namun tidak dapat membedakan betina yang belum kawin.
Untuk mengujinya, para ilmuwan melakukan sebuah percobaan. Mereka mengumpulkan 28 ekor vole padang rumput jantan yang belum kawin, kemudian membiarkan setengahnya berpasangan dengan vole betina. Setelah itu, mereka mempertemukan seluruh jantannya dengan seekor betina yang belum pernah ditemui oleh si jantan. Apabila jantan mendatangi si betina dan mengendusnya, maka ini menunjukkan bahwa si jantan tertarik, ”Kalau mereka menunjukkan ketertarikan pada betina yang baru ini, ini memberitahukan bahwa mereka dapat membedakan betina yang familiar dan yang tidak.”
Jantan yang belum pernah berpasangan tidak menunjukkan ketertarikan, sementara yang sudah berpasangan justru sebaliknya. Ophir menduga bahwa jantan yang telah kawin mengalami perubahan hormon otak seperti oxytocin dan vasopressin. Jumlah reseptor hormon tersebut mungkin mengalami perubahan, merekonfigurasi kemampuan untuk mengenali dan mengingat betina.
"Sesungguhnya efek dari kawin bagi vole sangat mendalam,"kata Sue Carter, direktur Kinsey Institute yang juga seorang pioner dari penelitian vole,"saat pasangan hewan membentuk sebuah ikatan, mereka tidak akan pernah sama lagi seperti sebelumnya. Sama seperti yang mungkin terjadi pada manusia."
Kesamaan sikap vole dengan manusia saat memasuki “ruang asmara”, membuat para ilmuwan menjadikan hidup percintaan mereka sebagai model kecil dari percintaan dan keterikatan manusia. Dari sudut pandang manusia, ketidakmampuan untuk tidak mengenali kandidat potensial saat dalam pencarian pasangan adalah sebuah masalah. Berbeda dengan vole padang rumput, baru mengenali pasangan betina setelah kawin merupakan sebuah hal berguna. Vole jantan muda akan terus menerus mencari calon pasangan. Kemampuan mereka mengenali pasangan setelah kawin kemudian berguna untuk mengetahui garis keturunan mereka, sehingga menguntungkan mereka untuk kemudahan berbagi peran mengasuh anak-anak dan melindungi sarang.
Salah satu keuntungan lain yang ditimbulkan dari kemampuan vole tersebut adalah memudahkan mereka untuk menyeleweng dari pasangannya. “Mungkin apabila manusia lebih baik dalam mengenali anggota lain dalam spesiesnya, mereka akan lebih mungkin untuk menyeleweng dari pasangan, atau sebaliknya. Argumen ini bisa berlaku untuk keduanya,”tandas Ophir.
Penulis | : | |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR