Nationalgeographic.co.id—Neanderthal merupakan manusia purba yang hidup setidaknya 200.000 tahun lalu selama Zaman Pleistosen. Ternyata bayi Neanderthal tumbuh lebih cepat daripada rekan manusia lainnya. Para peneliti menyelidiki fosil yang ditemukan di Kroasia dan didapati bahwa gigi Neanderthal tumbuh empat bulan lebih awal daripada manusia modern.
Dilansir dari National History Museum, para peneliti menduga hal ini memungkinkan mereka untuk mulai makan lebih banyak makanan dan memberi mereka energi untuk mendukung percepatan pertumbuhan awal. Salah satu ahli yang terlibat dalam studi ini, Profesor Helen Liversidge yang meneliti Antropologi Gigi di Universitas Queen Mary mengatakan bahwa kecepatan pertumbuhan gigi manusia dan Neanderthal adalah topik yang hangat diperbincangkan.
“Beberapa mengatakan bahwa yang terakhir tumbuh lebih cepat, tetapi yang lain berpendapat bahwa mereka masuk termasuk dalam kisaran variasi manusia,” ujar Profesor Helen Liversidge kepada National History Museum.
“Ini adalah pertama kalinya kami memiliki gigi bayi Neanderthal yang dapat kami simpulkan dari pertumbuhan akarnya, apakah gigi itu erupsi lebih awal atau tidak. Kami menemukan bahwa sepertinya gigi tumbuh lebih cepat dan gigi susu mereka tumbuh lebih awal daripada manusia saat ini,” lanjutnya.
Temuan para ahli ini telah dipubilkasikan di laman Proceedings of The Royal Society B dengan judul Growth of Neanderthal infants from Krapina (120-130 ka), Croatia pada 24 November 2021. Dalam studi ini, para ahli menggunakan temuan gigi dari wilayah Krapina, Kroasia. Di sana pernah ditemukan tulang-belulang hingga 80 Neanderthal.
Tim peneliti menggunakan gigi sulung yang didapat dari penggalian di situs tersebut untuk menyelidiki bagaimana Neanderthal tumbuh selama bagian paling awal dari pertumbuhan mereka. Melalui gigi ada banyak hal yang bisa diketahui dari seseorang.
Halaman berikutnya...
Gigi memiliki kandungan mineral yang tinggi, menjadikannya kandidat baik untuk fosilisasi. Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk menemukan petunjuk tentang masa lalu. Membandingkan gigi purba dengan contoh modern memungkinkan para ilmuwan untuk menyimpulkan bagaimana perkembangan mungkin telah berubah.
“Gigi memiliki sejarah perkembangan kita di dalamnya. Bahkan gigi dewasa kita, yang bertumbuh sejak lahir hingga sekitar usia 20 tahun banyak memberi tahu kita selama proses pertumbuhan. Tapi gigi susu mulai tumbuh dari sebelum lahir dan selama tiga tahun pertama kehidupan, jadi kita bisa tahu lebih banyak tentang itu,” ungkap Helen Liversidge.
Penelitian sebelumnya mengaitkan pertumbuhan gigi dengan perkembangan otak pada manusia modern, hominid lain dan primata non-manusia seperti simpanse. Memindai bagian dalam gigi memungkinkan para ilmuwan untuk memperkirakan seberapa cepat mereka tumbuh dan muncul, hanya saja proses ini tetap sulit diuraikan.
“Erupsi dan pertumbuhan gigi adalah dua proses yang terpisah tetapi terjadi pada saat yang bersamaan. Cukup rumit dan kami masih belum benar-benar memahami teorinya meskipun tiap anak di dunia pernah mengalaminya,” tutur Helen.
Baca Juga: Temuan Ruangan Gua Vanguard: Jejak Rumah Manusia Neanderthal Terakhir?
Berdasarkan hasil peminadaian didapati bahwa gigi tertentu seperti gigi seri pada Neanderthal tumbuh lebih cepat. Sedangkan gigi geraham tumbuh pada tingkat yang sama tetapi membentuk email lebih cepat. Secara keseluruhan, gigi manusia purba ini muncul dari rahang sekitar tiga bulan lebih awal daripada manusia di Eropa saat ini.
Kemunculan ini menunjukkan kalau Neanderthal juga lebih cepat disapih dari ASI dan makan berbagai makanan padat. Neanderthal sendiri diketahui mengonsumsi berbagai makanan padat, termasuk di dalamnya daging merah dan lain-lain. Ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, perihal Neanderthal muda disapih pada usia sekitar empat bulan.
Adapun energi ekstra yang akan diberikan ini memungkinkan kebutuhan energi dari otak yang sedang berkembang dapat dipenuhi. Neanderthal sedniri diketahui memiliki tengkorak yang lebih besar daripada Homo sapiens.
Masih terkait dengan pertumbuhan awal mungkin juga diperlukan karena kematian dini manusia purba ini. Sebanyak 85 persen Neanderthal diperkirakan tutup usia di umur 40 tahun. Meski alasannya tidak jelas, diduga populasi mereka menghadapi tekanan lingkungan yang parah.
Perdebatan mengenai tingkat perkembangan spesies sendiri tidak mungkin diselesaikan. Helen menyebutkan sangat sulit untuk mengatakan apakah sampel Krapina ini representatif karena hanya ada beberapa gigi.
“Sampel bersejarah memberi kami sedikit informasi tentang bagaimana menafsirkan gigi fosil ini, tetapi kami akan membutuhkan lebih banyak sampel untuk menghasilkan gambaran yang lebih jelas,” pungkasnya.
Baca Juga: Ribuan Burung Ditangkap, Demi Ungkap Cara Perburuan Malam Neanderthal
Source | : | Natural History Museum |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR