Nationalgeographic.co.id—Seorang ibu di Australia yang telah mengalami menopause sedang hamil mengandung cucunya sendiri setelah merelakan dirinya untuk menjadi ibu pengganti. Maree Arnold, yang kini berusia 54 tahun, memutuskan untuk membuat mimpi putrinya menjadi kenyataan dan membantunya menjadi seorang ibu.
Putrinya, Meagan White, didiagnosis dengan kelainan langka yang disebut sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) ketika dia berusia 17 tahun. Itu artinya, Meagan lahir tanpa rahim dan tidak dapat mengandung anaknya sendiri.
Meagan kini telah berusia 28 tahun. Dia memiliki latar belakang keperawatan dan takut bahwa dia tidak akan pernah bisa menjadi seorang ibu setelah seorang ibu pengganti Kanada dengan sedih keguguran bayi perempuan pada usia 21 minggu.
Namun setelah melakukan beberapa penelitian ekstensif, Maree jadi tahu bahwa dirinya berpotensi besar untuk menjadi pengganti putrinya. Maree sekarang sedang hamil 30 minggu mengandung cucunya sendiri.
"Ketika saya masih remaja, saya menunggu untuk memulai siklus menstruasi saya dan itu tidak pernah terjadi," ujar Meagan seperti dilansir The Sun. "Ibu dan saya pergi ke dokter dan menemukan saya menderita MRKH, yang berarti saya lahir tanpa rahim dan karena itu tidak akan pernah mengalami menstruasi."
"Itu juga berarti saya tidak akan pernah bisa mengandung anak, namun saya memiliki ovarium yang berfungsi sehingga saya dapat memiliki anak kandung dengan bantuan ibu pengganti."
Halaman berikutnya...
"Tentu saja, karena saya masih remaja saat itu, saya tidak terlalu memikirkannya," ujar Meagan. "Tetapi setelah bertemu dengan suami saya sekarang, Clayde, 28 tahun, pada tahun 2015, saya tahu saya ingin memulai sebuah keluarga dan menjadi seorang ibu."
"Syukurlah dia selalu sangat mendukung saya dan mengatakan kami akan menjadi orang tua suatu hari nanti, apa pun yang terjadi," ucap Meagan.
"Kami memeriksa surrogacy dan menemukan seorang sukarelawan di luar negeri di Kanada melalui agen bernama Allison pada Januari 2019.Kami mengenalnya secara virtual selama sembilan bulan, sebelum terbang ke sana pada September 2019 untuk bertemu langsung dengannya," tutur Meagan.
"Tak lama setelah pulang ke Australia, kami melanjutkan transfer pertama yang gagal, tetapi yang kedua berhasil dan Allison hamil pada Desember 2019."
"Tetapi pada Maret 2020, dokter memberi tahu kami bahwa bayi perempuan kami tidak memiliki ginjal dan tidak dapat bertahan hidup. Semua orang patah hati, dan setelah itu saya merasa ingin menyerah saja. Kemudian begitu pandemi dimulai, perjalanan ke luar negeri dilarang, jadi semuanya terasa tidak mungkin," Meagan mengenang upaya pertamanya yang gagal.
Baca Juga: Wanita Berusia 74 Tahun Lahirkan Anak Kembar, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Maree selalu meyakini bahwa dia akan dianggap "terlalu tua" untuk diizinkan mengandung anak. Namun mengikuti nasihat hukum, pemeriksaan medis dan penilaian psikologis, dokter menganggap itu mungkin.
Maree sudah mengalami menopause, jadi dia diberi obat untuk membalikkan proses dan menebalkan lapisan rahimnya untuk mempersiapkan kehamilan.
"Saya selalu berasumsi bahwa saya terlalu tua untuk melakukan hal seperti ini, tetapi itu menunjukkan bahwa Anda selalu perlu mengajukan pertanyaan," ujar Maree.
"Saya percaya 45 adalah batas biasa, namun karena saya ibunya, para dokter lebih lunak."
"Saya sangat senang setelah kami melewati 20 minggu pertama, setelah itu saya benar-benar percaya diri," ucap Maree. "Ini adalah pengalaman yang istimewa bagi saya dan saya sangat senang bisa membantu putri saya."
"Saya pikir ada banyak cara orang hamil akhir-akhir ini, dan ini hanyalah pilihan lain. Kami benar-benar ingin meningkatkan kesadaran untuk memberi tahu orang bahwa ini mungkin. Kami semua tidak sabar untuk bertemu cucu kami," tegas Maree.
Baca Juga: Seorang Perempuan Muda Mali Melahirkan Sembilan Bayi Kembar di Maroko
Setelah tiga kali transfer embrio gagal, Meagan dan Maree mengatakan mereka berdua mulai merasa sedikit kalah dan berpikir mungkin prosesnya tidak akan berhasil.
Tapi untungnya, transfer keempat berhasil dan Maree sekarang hampir hamil 30 minggu dengan mengandung cucunya. Jika tak ada halangan cucunya ini akan lahir pada Januari 2022.
Dan meskipun sudah 22 tahun sejak terkahir kali dia hamil, Maree mengatakan dia merasa hebat dan merangkul perjalanan itu.
"Saya tahu bahwa saya jelas lebih tua dengan kehamilan ini, dan saya sedikit lebih lelah daripada ketika saya hamil terakhir 22 tahun yang lalu," ujar ibu lima anak tersebut.
"Tapi saya masih bangun dan berkeliling, memotong rumput dan melakukan ini di sekitar rumah. Saya merasa hebat, kata Maree yang sehari-hari mengelola peternakan di Tasmania.
"Semua orang di keluarga kami sangat bersemangat dan saya tidak sabar untuk bertemu cucu kami."
Tim dokter merencakan, anak laki-laki Meagan akan lahir ke dunia pada Januari 2022. Maree akan menjalani operasi caesar untuk melahirkan cucunya itu.
Baca Juga: Pria Ini Bersyukur Pernah Dipaksa Mengeluarkan Sperma oleh Ibunya
Source | : | The Sun |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR