Perubahan warna gigi salah satunya disebabkan oleh faktor luar, seperti makanan dan minuman, kebiasaan merokok, dan konsumsi obat tertentu.
Pemutihan gigi eksterna atau vital dapat dilakukan melalui 2 metode, yaitu in-office bleaching dan home bleaching. In-office bleaching dilakukan oleh dokter gigi di klinik gigi atau rumah sakit, prosedur ini umumnya dilakukan menggunakan bahan kimia tertentu dengan konsentrasi tinggi.
Sedangkan home bleaching dilakukan sendiri oleh pasien di rumah. Prosedur ini menggunakan sendok cetak pribadi yang kemudian diaplikasikan bahan kimia tertentu dengan konsentrasi yang rendah. Prosedur home bleaching tetap dilakukan dengan instruksi dan dibawah pengawasan dokter gigi.
Jika perubahan warna gigi disebabkan oleh faktor luar, misalnya minuman kopi, sebelum dilakukan pemutihan gigi, sebaiknya Anda mengurangi frekuensi minum kopi per-harinya. Sebab ketahanan warna gigi setelah dilakukan pemutihan gigi akan berkurang jika Anda tetap memiliki kebiasaan minum kopi, apalagi terlalu sering.
Pada dasarnya pemutihan gigi eksterna atau vital akan lebih efektif menggunakan metode in-office bleaching dibandingkan home bleaching. In-office bleaching dapat mencerahkan warna gigi beberapa derajat lebih cerah daripada warna gigi sebelumnya dibandingkanhome bleaching.
In-office bleaching memerlukan prosedur selama 1-2 jam, sedangkanhome bleaching memerlukan waktu minimal 2 minggu.
Bahan asam seperti jeruk nipis yang diklaim dapat memutihkan gigi itu sebetulnya tidak dapat memutihkan gigi. Bahan asam justru menciptakan kondisi di dalam rongga mulut menjadi lebih asam, sehingga dapat memicu terjadinya pelepasan mineral dari permukaan gigi. Dengan kata lain gigi Anda lebih rentan berlubang.
Segala produk yang dijual bebas yang diklaim dapat memutihkan gigi juga belum tentu aman dan mampu memutihkan gigi. Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter gigi segala produk pemutih gigi yang akan Anda gunakan untuk bahan pemutih gigi di rumah.
drg. Citra Kusumasari, SpKG
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR