Misteri siapa pembunuh dinosaurus perlahan-perlahan mula terpecahkan. Bukan gunung berapi yang selama ini dipercaya banyak ilmuwan, tapi kemungkinan asteroid besar yang jatuh di lepas pantai Meksiko pada 65 juta tahun yang lalu.
Dr Anja Schmidt dari University of Leeds—yang memimpin penelitian terbaru ini—mengatakan: “Pada saat dinosaurus berkuasa, banyak letusan jangka panjang berlangsung. Letusan ini, yang disebut sebagai ‘banjir basal benua’ tidak seperti letusan yang kita lihat saat ini, dengan lava tercurah ke tanah seperti tirai api.
“Setiap letusan cenderung memiliki periodesasi, bahkan hingga puluhan tahun, dan letusan itu dipisahkan oleh periode di mana tidak ada aktivitas gunung berapi. Lava yang dihasilkan oleh letusan rata-rata bisa mengisi sekitar 150 kolam renang Olimpiade per menit.”
Tetapi pertanyaannya kemudian, apakah letusan itu cukup ampuh untuk membunuh, bahkan memusnahkan dinosaurus?
Untuk membuktikannya, para ilmuwan menggunakan perangkat lunak komputer yang canggih untuk mensimulasikan penyebaran gas dan partikel droplet belerang dari letusan. Mereka menemukan bahwa dampak letusan untuk iklim tidak sesuram seperti yang diperkirakan.
Meskipun suhu global mendingin hingga 4,5°C akibat material vulkanik yang menghalangi matahari, temperatur akan kembali normal hanya dalam waktu 50 tahun.
“Yang paling menggugah rasa ingin tahu, kami menemukan bahwa efek dari hujan asam (akibat letusan) terhadap vegetasi agak selektif. Vegetasi di beberapa belahan Bumi—tapi tidak semua—akan mati, sementara di belahan lainnya efek itu akan terabaikan, artinya tidak berdampak sama sekali.”
Inilah yang membuat para ilmuwan berasumsi bahwa gunung berapi bukan “pembunuh” dinosaurus yang sebenarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR