Pada 7 Desember 2015, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta merilis Laporan Pemeringkatan Indeks Aksesibilitas Fasilitas Pubik bagi Kelompok Difabel di DKI Jakarta Tahun 2015. Pengacara Publik LBH Jakarta Tigor Gempita Hutapea dalam laporan tersebut menuliskan, penelitian, ini difokuskan untuk melihat kondisi pemenuhan layanan infrastruktur dan transportasi publik yang aksesibel.
Penelitian yang dilakukan oleh LBH Jakarta, Young Voices Indonesia, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia, Masyarakat Peduli Anak Autis dan Karya Latihan Bantuan Hukum LBH Jakarta angkatan 36 ini juga bertujuan untuk mengukur sejauh mana negara telah melaksanakan tanggung jawabnya dalam penyediaan infrastuktur dan transportasi yang aksesibel. Ternyata, hasil dari penelitian menunjukan bahwa penyedian infrastruktur dan transportasi publik belum memenuhi kriteria aksesibel bagi kelompok difabel.
Berikut ini adalah pemeringkatan indeks aksesibilitas fasilitas publik bagi kelompok difabel di DKI Jakarta Tahun 2015:
Peringkat Halte TransJakarta Indeks Status
1 Dukuh Atas | 2.1 | Kurang Aksesibel
1 Harmoni | 2.1 | Kurang Aksesibel
1 Sarinah | 2.1 | Kurang Aksesibel
1 Glodok |2.1 | Kurang Aksesibel
5 Senen | 1.9 | Tidak Aksesibel
6 Pulogadung | 1.7 | Tidak Aksesibel
6 Gelora Bung Karno | 1.7 | Tidak Aksesibel
6 Cempaka | Mas 1.7 | Tidak Aksesibel
8 Matraman | 1.6 | Tidak Aksesibel
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR