Peneliti dari Australian National University (ANU) mengatakan jika kehidupan di planet yang masih muda kemungkinan akan mati, akibat pelarian panas atau pendinginan. Mereka mempublikasikaan penelitian ini menulis dalam jurnal Astrobiology.
"Alam semesta mungkin diisi dengan planet-planet layak huni, sehingga banyak ilmuwan berpikir itu penuh dengan alien," kata Aditya Chopra dari Sekolah Penelitian Ilmu Bumi ANU, dan penulis utama makalah.
"Awal kehidupan begitu rapuh, jadi kami percaya jarang berkembang cukup cepat untuk bertahan hidup,"tambah Chopra.
Alasan utama, kata Chopra, adalah kurangnya stabilitas.
"Kebanyakan lingkungan awal planet tidak stabil," katanya. "Untuk menghasilkan sebuah planet layak huni, bentuk kehidupan perlu pengaturan gas rumah kaca seperti air dan karbon dioksida, untuk menjaga suhu permukaan yang stabil."
Venus dan Mars bisa saja dihuni pada satu titik, tetapi Venus menjadi "rumah yang panas (rumah kaca)", sementara Mars relatif seperti "lemari es "
Rekan penulis, Charley Lineweaver dari Planetary Science Institute ANU, mengatakan bahwa setiap kehidupan dasar di Mars atau Venus bisa gagal membantu menstabilkan lingkungan.
"Kehidupan di Bumi mungkin memainkan peran utama dalam menstabilkan iklim planet," katanya.
Chopra mengungkapkan sentimennya,”Misteri mengapa kita belum menemukan tanda-tanda alien mungkin lebih sedikit untuk diketahui, dari kemungkinan asal usul kehidupan, atau kecerdasan dan lebih berkaitan dengan kelangkaan munculnya regulasi biologis dari siklus umpan balik pada permukaan planet,"kata Chopra.
Penelitian ini juga membantu menjelaskan Paradox Fermi, yang menyatakan bahwa meskipun terdapat peluang tinggi planet layak huni, kami belum menemukan tanda-tanda kehidupan di luar bumi.
Para peneliti juga menyebut kepunahan awal kehidupan Gaian Bottleneck.
"Salah satu prediksi menarik dari model Gaian Bottleneck adalah bahwa sebagian besar fosil di alam semesta berasal dari kehidupan mikroba yang punah, tidak dari spesies multisel seperti dinosaurus atau manusia yang membutuhkan miliaran tahun untuk berkembang," kata Lineweaver.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR