Tidak diketahui secara pasti di mana dia disalibkan, tetapi mungkin relatif dekat. Bukti dari kuburnya menunjukkan bahwa jasadnya mungkin dibiarkan tergantung di kayu salib selama beberapa waktu sebelum akhirnya dikuburkan. Tampaknya pria ini dikebumikan di atas usungan darurat bukan di peti mati atau kain kafan.
Mereka yang dieksekusi dengan cara ini secara rutin dibiarkan membusuk di salib mereka, sehingga benda menyerupai tandu diperlukan untuk membawa mayatnya yang membusuk dari tempat penyaliban ke tempat peristirahatan terkahir.
Individu lain yang dikebumikan di atas tandu jenazah adalah orang dikuburkan tepat di sebelahnya. Mungkin dapat dibayangkan individu kedua adalah seorang wanita berusia akhir 30-an atau 40-an telah disalibkan, namun tidak dipaku melainkan diikat dengan tali. Kedua metode ini memang digunakan oleh orang Romawi.
Baca Juga: Ruangan Para Budak Romawi Ditemukan di Pompeii, Kondisinya Luar Biasa
Pria yang disalibkan di Fenstanton hanya kaki kanannya yang dipaku di kayu salib. Paku dipalu secara horizontal melalui bagian belakang pergelangan kaki dan tumitnya. Hanya 1-2 sentimeter paku yang benar-benar menembus kayu salib.
“Ini adalah penemuan yang luar biasa penting, karena ini penemuan kedua dari korban penyaliban dari Zaman Romawi. Satu-satunya contoh tulang tumit era lainnya dengan paku penyaliban menembusnya adalah kerangka individu abad pertama yang ditemukan di Yerusalem sekitar 50 tahun yang lalu,” ujar Prof. John Granger Cook dari LaGrange College kepada Independent.
“Penemuan baru di Inggris kemungkinan akan memberikan titik terang baru yang penting tentang penggunaan penyaliban di Kekaisaran Romawi,” lanjutnya.
Berbeda dengan persepsi yang beredar, penyaliban relatif jarang terjadi sebagai metode eksekusi. Profesor John Granger Cook memperkirakan bahwa antara sekitar 200 SM dan penghapusan penyaliban yang sesungguhnya pada 337 M, antara 100.000 dan 150.000 orang disalibkan di wilayah yang dikuasai Romawi. Ini berarti rata-rata kurang dari 200 orang disalibkan per tahun di wilayah-wilayah kekuasaan Romawi, sekitar 70 juta orang.
Sebagian besar hukuman mati dilakukan dengan cara lain, seperti pukulan pedang mematikan, pemenggalan kepala, pembakaran, dan melemparkan orang ke hewan yang mematikan. Karena penyaliban relatif jarang dan digunakan untuk kejahatan yang sangat serius serta mengancam secara sosial atau pada saat pemberontakan sosial, studi tentang korban Fenstanton, pemakamannya dan sekitarnya dapat memberikan cahaya baru yang signifikan tentang potensi keadaan politik atau sosial di sekitar eksekusinya.
Baca Juga: Pertama Kalinya Kamp Perang Tentara Salib Ditemukan di Tanah Suci
Source | : | britannica,Independent |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR