"Hi Twitter! Mengenai #RIPTwitter, saya ingin Anda semua tahu bahwa kami selalu mendengarkan. Twitter tak berencana menyusun ulang timeline minggu depan," ujar Dorsey dalam sebuah tweet, minggu lalu.
"Twitter bersifat \'live\', Twitter bersifat real time. Twitter adalah tentang siapa dan apa yang Anda ikuti," tambahnya.
Meski tidak langsung membantah isu bahwa Twitter akan jadi mirip Facebook, lewat kicauannya itu Dorsey sedikit banyak telah "berbohong" kepada para pengguna layanannya.
Tapi dia mungkin memang tak punya pilihan lain. Pertumbuhan angka pengguna Twitter belakangan mengalami stagnasi. Nilai saham perusahaan itu pun telah melorot sebesar 50 persen sejak Dorsey mengambil alih pucuk pimpinan dari CEO sebelumnya, sekitar pertengahan tahun lalu.
Twitter cenderung tidak menarik bagi pengguna baru yang kebingungan dalam mencari konten yang mereka suka.
Cara penyajian baru untuk urutan tweet di linimasa Twitter ini diharapkan bisa membuatnya lebih disukai dan lebih mudah dipakai. Ujung-ujungnya, Twitter bakal lebih gampang menjual iklan untuk memperoleh pendapatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR