Keluarga laba-laba kecil yang tak banyak diketahui ini hanya seukuran ujung pensil, tetapi mereka merupakan predator tangguh dan luar biasa cepat. Studi terbaru telah mendokumentasikan laba-laba itu menggigit mangsanya dengan kecepatan luar biasa yang tak pernah ditemui pada arakhnida mana pun.
Anehnya, catatan pengaturan strategi serangan balistik pemburu kecil tersebut berevolusi secara mandiri setidaknya empat kali, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Current Biology.
“Ini adalah arakhnida tercepat yang diketahui sejauh ini,” ujar penulis utama studi, Hannah Wood, kurator laba-laba di Museum Sejarah Alam Nasional Smithsonian.
Laba-laba ini juga merupakan satu-satunya yang diketahui menangkap mangsa dengan cara yang mirip dengan semut rahang perangkap. Dengan demikian, Wood menyebut laba-laba itu sebagai keluarga Mecysmaucheniidae, “laba-laba rahang perangkap”.
Keluarga laba-laba Mecysmaucheniidae merupakan makhluk yang suka berahasia, kecil dan amat sulit menemukannya di lantai hutan habitat asal mereka di Selandia Baru dan bagian selatan dari Amerika Selatan. Para ahli telah mendeskripsikan 25 spesies dalam keluarga tersebut, namun masih ada 11 spesies lain yang menunggu untuk dideskripsikan, dan mungkin ada lebih banyak lagi yang menunggu untuk ditemukan.
Wood pertama kali membuat catatan tentang laba-laba rahang perangkap ini lebih dari 10 thaun lalu, ketika ia tinggal di Cili dan memperhatikan sesuatu yang tak biasa: dibandingkan dengan kebanyakan laba-laba lain, rahang laba-laba ini lebih memanjang dan mudah bermanuver, sementara bagian depan mereka hampir tampak seperti leher.
Karena ingin tahu bagaimana perilaku mereka, Wood mulai mengumpulkan serta menjaga mereka selama di Cili dan kemudian di apartemennya di Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun, ia mengamati teman sekamarnya yang mungil tersebut dan mencatat perilaku mereka.
Laba-laba itu sering berjalan sembari membuka mulutnya ketika berburu. Ketika menangkap mangsa, ia mengatupkan rahang secepat jepretan perangkap tikus! Tetapi momen tersebut sukar diamati karena serangan terjadi begitu cepat. Bahkan, Wood tak dapat mendapatkan momen tersebut dalam rekaman video.
Namun Wood tak menyerah. Akhirnya, ia mampu merekam 14 spesies laba-laba dengan kamera berkecepatan tinggi. Ia sangat terkejut saat menemukan bahwa aksi mengatupkan rahang beberapa spesies membutuhkan perekaman video pada 40.000 frame per detik.
Dari 14 spesies laba-laba Mecysmaucheniidae yang berhasil ia dapatkan rekamannya, tercatat bahwa katupan tercepat terjadi selama 0.12 milidetik, 100 kali lebih cepat dari katupan yang paling lambat. Ia juga menambahkan bahwa semakin kecil spesies, semakin cepat pula katupan rahangnya.
Mekanisme sebenarnya di balik kecepatan kilat laba-laba masih menjadi pertanyaan untuk studi masa depan. Meskipun begitu, untuk saat ini Wood dan rekan-rekannya telah mengetahui bahwa kecepatan tersebut melampaui tenaga yang dihasilkan otot, menyiratkan bahwa beberapa struktur pasti berperan dalam melepaskan semua energi yang tersimpan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR