Seorang petani menjual koleksi barang antik China senilai 45,9 juta poundsterling (Rp 864,3 miliar). (Baca : Keramik hingga Emas Berharga di Museum Gajah)
Roger Pilkington dari Aldbourne, Wiltshire, Inggris, mengumpulkan 100 potongan indah keramik China selama akhir 1950 dan awal 1960.
Pilkington membelinya dengan kisaran harga 100 poundsterling (3.000 poundsterling atau Rp 56,5 juta di hari ini) dan 5.000 poundsterling (140.000 poundsterling atau Rp 2,6 miliar di hari ini) untuk koleksi Tang, Song, Ming dan Qing dinasti, yang diproduksi tahun 618 sampai 1912.
Namun, nilai barang antik ini telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, karena orang kaya China membeli potongan lainnya yang ditemukan pada abad ke-19.
Item yang paling mahal, yaitu Moon Flask biru dan putih dari abad ke-15, dengan nilai 10,1 juta poundsterling (Rp 190,19 miliar).
Sebuah mangkuk dari abad yang sama dijual 6 juta poundsterling (Rp 113 miliar) dan digambarkan sebagai contoh koleksi museum langka terbesar di dunia.
Item lain yang bernilai tinggi adalah dari abad ke- 15, yaitu wadah untuk ritual air suci berwarna biru dan putih dari periode Yongle yang digunakan selama acara-acara seremonial. Item ini dijual senilai 9,1 juta poundsterling (Rp 171,3 miliar).
Pilkington adalah anggota keluarga pembuat kaca yang mendirikan perusahaan Pilkington.
Setelah bekerja di perusahaan Lancashire dan pindah bersama istrinya Maureen ke Wiltshire, ia menjadi seorang petani. Dia juga menyukai menembak, memancing dan balap.
Pilkington adalah salah satu kolektor yang paling aktif dari zamannya, melanjutkan tradisi Inggris yang dimulai pada tahun 1920 dan 1930-an.
Dia wafat pada tahun 1969, saat berusia 40, dan meninggalkan istri serta tiga anak perempuan, Vivian, Sheena dan Amanda.
Wakil Direktur Sotheby Asia, Nicolas Chow mengatakan, Pilkington memiliki barang sangat jarang di pasaran. (Baca juga : Guci Kuno Dinasti Tang Ditemukan di Plaosan)
"Benda-benda ini ditangkap saat momen langka dalam sejarah yang dikumpulkan ketika mengamati di lapangan untuk mencari koleksi," kata Chow.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR