Riset geologi terbaru yang dipublikasikan di Geophysical Research Letter mengungkap keberadaan sumber gempa di wilayah Jawa Timur.
Sumber Gempa tersebut berasal dari Sesar Kendeng, patahan yang melintang sejauh 300 kilometer dari selatan Semarang, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
Ada sejumlah rekaman kejadian gempa pada abad 19 yang diduga berasal dari sesar tersebut. Namun, ketiadaan gempa yang baru membuat para pakar tektonik berpikir bahwa Sesar Kendeng "tidak aktif".
Kini hasil kolaborasi peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Informasi Geospasial (BIG), dan Australia National University (ANU) untuk pertama kalinya mengonfirmasi bahwa Sesar Kendeng masih aktif dengan pergerakan 5 mm per tahun.
Pakar tektonik Irwan Meilano dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terlibat riset mengatakan, "Hasil penelitian ini akan melengkapi peta gempa nasional."
Selama ini gempa di Jawa Timur diasosiasikan dengan aktivitas subduksi di pantai selatan Jawa. Kini ada satu lagi sumber gempa yang harus diwaspadai.
"Surabaya dan kota-kota di sekitar Sesar Kendeng bisa terdampak aktivitasnya," kata Irwan kepada Kompas.com pada Rabu (27/4/2016).
"Sambungan" dari Sesar di Timur Indonesia
Dalam penelitian, Irwan Meilano dari ITB, S Susilo dari BIG, A Koulali dari ANU, dan sejumlah peneliti melakukan observasi data Global Positioning System (GPS) dari 94 stasiun di Indonesia timur dan data GPS dari jaringan global.
Data diolah dengan perangkat lunak GAMIT-GLOBK. Peneliti lalu melakukan pemodelan berdasarkan data yang diolah untuk mengungkap aktivitas tektonik.
Pada dasarnya peneliti meriset wilayah tektonik aktif yang disebut Sunda Banda Arc, mencakup wilayah Jawa bagian timur, Bali dan Nusa Tenggara, hingga ke perairan sekitar Timor Timur.
Hasil penelitian mengungkap bahwa Sunda Banda Arc terbagi atas tiga segmen, yaitu segmen Jawa Timur, segmen Sumba, dan segmen Timor.
Di bagian utara segmen-segmen itu, terdapat sumber-sumber gempa yang telah dikenal seperti Sesar Wetar di bagian utara Timor dan Sesar Flores di Nusa Tenggara.
Penelitian Irwan, Susilo, dan rekan menunjukkan bahwa Sesar Kendeng adalah "sambungan" dari Sesar Wetar dan Flores yang "merentang" hingga utara Bali, masuk ke daratan Jawa.
Baik segmen yang berada di daratan Jawa - yang merupakan Sesar Kendeng - dan utara Bali dikonfirmasi sebagai patahan aktif dan bisa menimbulkan gempa.
Dengan demikian, wilayah Bali pun perlu waspada. Patahan yang berada di utara Bali bila beraktivitas bisa menimbulkan tsunami walaupun skalanya mungkin tak sebesar di selatan Jawa.
PGN Tanam 5.000 Mangrove di Semarang: Awal Komitmen untuk Dampak Lingkungan dan Ekonomi yang Lebih Besar
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR