Seekor kuda nil yang diduga kabur dari taman hiburan Hacienda Napoles membuat warga kota Doradal, Kolombia, panik. (Baca : Kotoran Kuda Nil Penting untuk Ekosistem Air)
Rekaman video yang dibuat warga memperlihatkan mamalia bertubuh besar itu berjalan di sepanjang jalan, sementara warga berkumpul dan memperhatikan dari jauh. Namun, menurut pejabat setempat, peristiwa kaburnya kuda nil sudah beberapa kali terjadi di kota itu, terutama saat musim dingin datang dan mereka membutuhkan lebih banyak makanan.
"Ini adalah kasus terbaru yang kami ketahui dari media sosial terkait keberadaan seekor kuda nil di tengah permukiman warga," kata Sekretaris Pemerintah Kota Doradal, Juan Esteban Galeano Garces.
Pemerintah setempat mengatakan, mereka bekerja sama dengan taman hiburan untuk menangkap kembali kuda nil itu, dan menempatkan hewan itu di sebuah tempat penampungan yang dulu adalah milik raja obat bius, Pablo Escobar.
Direktur tim lingkungan hidup setempat, Ibeth Johana Castro Montoya, mengatakan, langkah-langkah untuk mengamankan kuda nil sudah dilakukan di tempat penampungan. (Baca juga : Ketika Gajah dan Kuda Nil Bersitegang)
"Sesemakan sudah ditempatkan di sekitar tempat itu lalu diikuti tembok batu, dan terakhir, pagar pembatas," ujar Montoya
Sementara itu, sekretaris kota, Galeano Garces, mengimbau warga yang melihat hewan itu untuk segera melapor ke aparat keamanan dan tidak berusaha mendekati mamalia besar tersebut
"Kami bisa mengambil langkah preventif sehingga hewan ini tak akan melukai anak-anak atau warga lainnya," ujar Garces.
Kuda nil menjadi masalah bagi Pemerintah Kolombia, setelah hewan yang dulunya adalah peliharaan Pablo Escobar ini berkembang biak tak terkendali sejak kematian gembong narkoba itu pada 1993.
Awalnya, hanya terdapat tiga kuda nil betina dan satu pejantan. Kini, jumlah hewan itu sudah berlipat ganda hingga 30 ekor. (Baca pula : Kuda Nil Langka Berwarna Pink dari Kenya)
Para ilmuwan yakin, kuda nil ini mengancam ekosistem lokal, dan pemerintah sudah memulai program pengebirian untuk melindungi spesies lokal.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR