Akibat perubahan iklim yang terus berlanjut, dalam 100 tahun terakhir, permukaan air laut telah mengalami kenaikan antara 6 sampai 8 inci. Antartika telah kehilangan lebih dari 100 kilometer kubik es per tahun sejak tahun 2002. Pada tahun 2100 permukaan air laut diperkirakan akan naik sebanyak 20 inci.
Kenaikan permukaan laut pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh planet, menimbulkan ancaman terbesar bagi negara kepulauan. Berikut adalah tujuh negara kepulauan yang paling terancam oleh perubahan iklim.
(Baca juga: Muka Air Laut Meningkat, Gerak Bumi Semakin Lambat)
Republik Kiribati
Negara kepulauan seluas 266 mil persegi yang terletak di Samudra Pasifik oini terdiri dari 32 atol dan sebuah pulau. Dengan populasi sekitar 103.000 penduduk, kepulauan atol karang ini meliputi hamparan samudera seluas Amerika Serikat.
Sebagian besar bagian negara terletak kurang dari tiga meter di atas permukaan laut. Karena itulah, penduduk Kiribati sangat khawatir akan dampak perubahan iklim.
Baru-baru ini, Presiden Anote Tong mengungkapkan bahwa kabinetnya telah mendukung rencana untuk membeli hampir 6.000 hektare tanah di Viti Levu, pulau utama Fiji.
(Baca juga: 4 Dampak Perubahan Iklim yang Terabaikan)
Pemerintah Karibati berencana untuk memindahkan seluruh penduduk dari Kiribati. “Itu bukan untuk saya pribadi, tetapi demi generasi yang lebih muda,” ujar Tong Maret lalu.
“Bagi mereka, pindah bukanlah masalah pilihan, melainkan untuk kelangsungan hidup.”
!break!Republik Maladewa
Maladewa merupakan rantai indah yang terdiri atas lebih dari 1.100 atol dan pulau di Samudera Hindia. Namun, surga ini akan segera hilang akibat naiknya permukaan air laut. Bagian tertinggi dari Maladewa tak lebih dari 2,5 meter dari permukaan laut. Hal ini membuat hampir 400.000 penduduk terancam gelombang besar dan tenggelam akibat air laut yang terus naik.
(Baca juga: Perubahan Iklim Paksa Maladewa \'Pindah\' ke Australia)
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR