Nationalgeographic.co.od—Ketika berbicara tentang bantal, kita membayangkan sesuatu yang lembut di mana kita meletakkan kepala saat tidur. Namun, orang Tiongkok pada zaman dahulu sering tidur di atas bantal keramik yang keras. Selama Dinasti Song (960-1279), bantal keramik ini berada di puncak popularitasnya.
Tidak hanya berfungsi sebagai sandaran kepala, bantal Tiongkok pra-modern memiliki fungsi lain. Bagaimana bisa seseorang bisa tidur nyenyak dengan bantal seperti itu?
Tren bantal keramik dimulai pada masa Dinasti Sui (581-618). Karena iklim pada saat itu panas, bantal khusus diciptakan untuk membantu mengatasi rasa gerah saat tidur. Keramik menjadi pilihan populer dapat menghilangkan panas dan menurunkan suhu, sehingga menjaga kepala seseorang tetap dingin. Sejak saat itu, tradisi penggunaan bantal keramik diteruskan ke dinasti Tang dan Song.
Bantal Tiongkok pra-modern cenderung terbuat dari bahan keras seperti batu, keramik atau kayu. Untuk membuatnya menjadi sedikit lembut, bantal dilapisi dengan bantalan sutra. Bantal yang terbuat dari keramik lebih mahal dan disukai karena menambah kesejukan di musim panas.
Tidak seperti bantal zaman sekarang, bantal keramik dan batu tahan lama, bahkan sampai hari ini. Bantal yang paling awet biasanya merupakan bantal untuk kaum bangsawan. Sering dijadikan dekorasi rumah, bantal dihiasi dengan warna dan gambar indah. Misalnya lukisan tumbuhan, hewan, bunga, dan anak-anak yang sedang bemain. Selain itu juga tersedia dalam beragam bentuk, seperti manusia dan binatang keberuntungan. Beberapa bantal juga akan memiliki kutipan dari filosofi Buddha, Tao, atau Konfusianisme.
Source | : | christies.com,Medievalists |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR