Menurut laporan sebuah lembaga di Inggris, British Christian Aid, Jakarta akan menjadi salah satu dari 20 kota besar di dunia yang paling terdampak banjir besar akibat perubahan iklim pada tahun 2060.
Berdasarkan laporan berjudul "Act Now or Pay Later: Protecting a Billion People in Climate-Threatened Coastal Cities" itu, banjir besar akan merugikan lebih dari 2 juta orang yang tinggal di kawasan pesisir.
British Christian Aid mendorong Jakarta dan kota-kota besar di dunia lainnya untuk mengantisipasi dan melakukan penataan agar dampak perubahan iklim itu bisa dikurangi.
Jakarta diminta untuk berinvestasi pada pengurangan dampak. Setiap investasi sebesar 1 dollar AS berarti penghematan kerugian akibat kerusakan sebesar 7 dollar AS.
Jakarta diminta secepat mungkin melakukan aksi nyata untuk mengurangi emisi karbon, salah satunya dengan mengganti bahan bakar fosil dengan low carbon energy.
Dr Alison Doig, penulis laporan tersebut, menyatakan bahwa Jakarta menjadi satu di antara 14 kota di Asia yang akan mengalami dampak terburuk akibat banjir.
Kalkutta dan Mumbai di India menempati posisi teratas sebagai kota yang paling berisiko terkena dampak, dengan populasi terdampak mencapai belasan juta jiwa.
Banyaknya jumlah orang yang mungkin terdampak banjir bukan hanya dipicu oleh perubahan iklim itu sendiri, melainkan urbanisasi yang tak terkontrol.
Menurut laporan, saat ini sekitar 39,3 juta orang di Indonesia hidup di kota besar di wilayah pesisir. Tahun 2070 ke depan, jumlah orang Indonesia yang hidup di kota besar wilayah pesisir diprediksi mencapai 93,7 juta jiwa.
Populasi warga Jakarta yang terdampak banjir pesisir di Jakarta pada tahun 2010 sebesar 513.000 jiwa. Tahun 2070, populasi yang terdampak mencapai 2.248.000 jiwa.
Dalam laporan, British Christian Aid meminta keterlibatan perempuan dalam aksi menanggulangi perubahan iklim. Perempuan dikatakan sebagai manusia yang akan berperan besar bila dilibatkan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR