Jika Anda berpikir bahwa risiko bertabrakan dengan asteroid lebih tinggi di Bumi, maka Anda tidak akan mau tinggal di Jupiter. Menurut hasil penelitian terbaru, planet terbesar di tata surya itu dihujani asteroid dengan tampilan bola api besar rata-rata 6,5 kali setiap tahun.
(Baca : Kehadiran Planet Masif di Bintang Muda)
Perkiraan terbaru ini, meskipun, disajikan pada lokakarya internasional tentang Jupiter, sebenarnya secara signifikan berkurang dari jumlah yang diperkirakan pada raksasa gas dalam penelitian sebelumnya. Jumlah 6,5 kali dihitung secara statistik berdasarkan pengamatan pada Jupiter. Jika lebih dari 6,5 kali terjadi setiap tahun, maka kita seharusnya mendeteksi lebih sering lagi.
"Pengamatan pada Jupiter dapat ditangkap dengan peralatan amatir standar dan dianalisis dengan perangkat lunak yang mudah digunakan," kata Marc Delcroix, yang mengkoordinasikan kelompok astronom, dalam sebuah pernyataan. "Tapi untuk mendapatkan perkiraan yang baik dari seberapa sering peristiwa ini terjadi, kita perlu pengamat di seluruh dunia yang bersedia berkolaborasi untuk membuat program pemantauan terus menerus pada Jupiter."
Pemantauan Jupiter oleh kelompok peneliti dimulai 3 tahun yang lalu. Mereka mengumpulkan lebih dari 1.344 jam rekaman dan 53.000 video. Data kemudian dianalisis oleh para ilmuwan lainnya dari Eropa, AS, dan Australia. Dalam video, mereka tidak menemukan bola api tunggal.
Ini mungkin terdengar aneh, tapi tidak melihat sesuatu sama pentingnya dengan melihat sesuatu. Kelompok ini mampu memberikan pengamatan yang luas dari Jupiter, tapi belum tentu lengkap.
Proyek ini didirikan oleh Isshi Tabe dan Dr. Jun-chi Watanabe menindaklanjuti pengamatan dari bola api yang menghantam Jupiter pada 20 Agustus 2010. (Baca pula : NASA Kembangkan Windbot untuk Meneliti Jupiter)
Sebelumnya bola api terlihat ketika komet Shoemaker-Levy bertabrakan pada tahun 1996, dan selama tahun 2009. Hantaman terbaru diamati pada 17 Maret tahun ini, oleh para astronom amatir Gerrit Kernbauer dan John McKeon. McKeon untungnya sempat merekam Jupiter pada saat itu, jadi ada bukti rekaman tabrakan itu terjadi.
Kampanye pengamatan direncanakan akan dilakukan lebih giat. Peneliti mesti merencanakan kembali dan memperbaiki perkiraan potensi keberadaan bola api. Jupiter diyakini melindungi Tata Surya sentral dari dampak besar, sehingga memahami persis apa yang terjadi akan mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana planet-planet dan planetesimal berinteraksi di Tata Surya.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR