Perseverance mendarat di planet merah pada bulan Februari lalu di wilayah yang disebut Kawah Jezero. Tempat ini diperkirakan pernah dibanjiri air, dan kaya akan mineral tanah liat.
Karakteristik kawah ini sangat penting bagi misi Perseverance. Itu karena, dalam ekspedisi pertama ke Mars, robot penjelajah telah ditugaskan untuk mencari tanda-tanda kehidupan kuno dan itu mungkin ada di dekat air.
Selama menjalankan misi di Mars, robot penjelajah Perseverance dilengkapi dengan 43 tabung tempat robot itu akan menyimpan sampel-sampel geologis dari Mars, untuk diambil dan dikembalikan ke Bumi dalam misi masa depan yang disebut Mars Sample Return. Tentu saja, ruang sampel tersebut akan terbatas, sehingga Perseverance juga dilengkapi dengan seperangkat instrumen ilmiah untuk melakukan analisis in situ.
Instrumen SHERLOC, misalnya, mampu mendeteksi kombinasi mineral organik di Kawah Jezero. Alat ini tidak hanya bisa menganalisis mineral organik di bebatuan yang dikikis oleh robot penjelajah untuk mempelajari isi internalnya, tetapi juga dalam debu yang melapisi dasar kawah.
Alat lain yang ada di Perseverance adalah Planetary Instrument for X-ray Lithochemistry (PIXL). Instrumen ini memungkinkan para ilmuwan di Bumi untuk mempelajari asal-usul batuan dasar di Kawah Jezero. Setelah mengambil sampel inti di wilayah yang dijuluki "Brac", data PIXL dengan jelas menunjukkan keberadaan kristal olivin yang tertanam dalam kristal piroksen.
Di Bumi, konfigurasi mineral seperti itu berasal dari batuan beku. Hal ini menunjukkan bahwa dasar kawah Jezero terbentuk dari magma panas.
Namun untuk memastikan lebih lanjut kita perlu menunggu beberapa saat sampai sampel-sampel lengkap yang terkumpul dari Mars ini dibawa ke Bumi dalam misi Mars Sample Return untuk diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan di Bumi.
"Ketika sampel-sampel ini dikembalikan ke Bumi, sampel-sampel akan menjadi sumber penyelidikan dan penemuan ilmiah selama bertahun-tahun," kata Beegle.
Baca Juga: Bukti Baru Mars Layak Huni, Ada Tanda Interaksi Air di Dasar Kawahnya
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR