Karibia juga mengalami kekeringan. Kuba memiliki musim kemarau paling parah dalam 115 tahun terakhir; Barbados, Dominika, Kepulauan Virginia, Puerto Rico, Antigua, Barbuda dan Saint Lucia mengalami kekurangan air, hingga menyatakan sedang berada di keadaan darurat nasional. Republik Dominika mengalami kerugian pertanian yang serius.
Brasil mengalami kebakaran hutan yang sangat tinggi selama 2015, diperburuk oleh kondisi kekeringan yang sedang berlangsung di wilayah Amazon. Kekeringan di Brazil dan Kolombia (dan Indonesia) menyebabkan harga kopi melambung sebagai dampak dari kekeringan yang mempengaruhi semua negara penghasil utama kopi.
Amerika Utara
Di California, banyak yang berharap bahwa El Niño akan mengakhiiri kekeringan yang terjadi selama lima tahun. Namun, meskipun beberapa daerah mendapatkan hujan lebat khas El Nino, yang menyebabkan tanah longsor, El Nino gagal mengakhiri kekeringan jangka panjang di sana.
Di sebelah tenggara dan pusat selatan Amerika Serikat, curah hujan terjadi di atas normal. Banjir besar terjadi di sepanjang Sungai Mississippi. Missouri menerima tiga kali curah hujan normal selama November dan Desember 2015.
Suhu permukaan laut yang lebih hangat daripada rata-rata di lepas pantai mengakibatkan spesies air hangat seperti ular laut, kepiting tuna merah dan hiu martil banyak ditemukan di pantai California.
!break!
Afrika
Kekeringan berarti bahwa produksi pangan di Afrika Selatan turun sekitar enam juta ton di bawah tingkat normal. Angka terendah sejak tahun 1995.
Di Zimbabwe, Malawi dan Mozambik, harga jagung setidaknya 50% lebih tinggi dari biasanya, dengan kekeringan yang tak berhenti sampai hujan di musim panas tahun 2016-2017. Di daerah terkering Zimbabwe, lebih dari 75% dari tanaman mati. Pada bulan Mei 2016, taman nasional Zimbabwe menempatkan satwa liar untuk dijual dalam upaya untuk menyelamatkan binatang dari kekeringan.
Kekeringan juga mempengaruhi Ethiopia, Somalia, Swaziland, Zambia dan bagian dari Madagaskar, dengan lebih dari 10 juta orang Ethiopia membutuhkan bantuan pangan.
Pada bulan Desember 2015, demam Rift Valley dilaporkan terjai di Afrika Timur. Penyakit ini terkait dengan hujan deras yang telah menyediakan lahan subur bagi nyamuk pembawa virus.
Di Tanzania, hujan lebat menghancurkan tanaman dan cadangan pangan, sementara di Kenya hujan lebat diperparah dengan wabah kolera. Pada bulan Mei 2016, tanah longsor di Rwanda menelan banyak nyawa dan hujan lebat merusak infrastruktur dan ratusan rumah.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR