Masyarakat Amerika kelihatannya sangat menekankan perilaku yang lantang berbicara dan mudah bergaul. Hal tersebut bisa membuat stress orang-orang introvert, yang lebih pendiam dan senang menyendiri.
Seorang ahli bernama Susan Cain, yang juga seorang introvert, telah menjadi suara bagi orang-orang pendiam. Pada tahun 2012, bukunya yang berjudul Quiet: The Power of the Introvert in a World that Can’t Stop Talking meraih sukses. Dalam buku terbarunya, Quiet Power: The Secret Strengths of Introverts, Cain memberikan pesan positif mengenai sifat introvert kepada para remaja.
Tujuannya adalah untuk membantu orangtua dan guru memahami para remaja introvert dan memupuk kekuatan rahasia mereka.
(Baca juga: 5 Pengaruh Kepribadian Introvert pada Kesehatan)
Fakta vs. Miskonsepsi
Anak-anak yang introvert belum tentu pemalu, mereka bahkan bisa terampil secara sosial. Namun mereka cenderung senang menyendiri, melakukan hal-hal yang tidak bersuara atau hanya bergaul dengan satu teman dekat sekali waktu.
Susan Cain mengatakan dari situlah mereka mendapt energi. "Baterai" mereka bisa habis oleh aktivitas-aktivitas yang berisik.
"Ini ada hubungannya dengan bagaimana sistem syaraf kita bereaksi pada stimulasi," ujar Cain.
Pandangan bahwa ekstrovert lebih sukses daripada si introvert, ujarnya, adalah salah.
"Para introvert berkontribusi pada budaya ini dengan banyak cara, orang-orang seperti Bill Gates, J.K Rowling (penulis serial Harry Potter) dan Dr. Seuss (penulis buku anak-anak) -- mereka berkontribusi karena temperamen mereka yang diam," ujarnya.
"Tapi orang-orang tidak menyadarinya dan kita hidup dalam masyarakat yang mendorong semua orang, mulai dari mereka anak-anak, untuk banyak bergaul dan ceria bahkan jika itu bukan sifat mereka sama sekali."
Cain juga mengatakan bahwa ada banyak introvert dibandingkan yang orang-orang kira, yaitu sekitar satu dari setiap dua atau tiga orang.
(Baca :Ekstrovert, Introvert, atau Ambivert?)
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR