Baca Juga: Gambar Cadas Purbakala di Sulawesi Terancam Rusak oleh Perubahan Iklim
Sementara di Situs Kel Lein, Pulau Kaimear, ada cadas anatomi tubuh manusia lengkap dengan aksesoris. Dari kondisinya, tulis para peneliti, sosok itu adalah perempuan berdasarkan konteks motif.
"Yang signifikan itu di Kaimear, karena ada di Kepulauan Kei, ada banyak topeng-topeng wajah itu banyak," lanjutnya. "Wajah topeng yang hanya wajah saja seperti sketsa Simpson, tapi kalau di Kisar dia tidak ada topeng-topeng wajah, dia lebih ke struktur lengkap seperti menyembah, tradisi, religi, menyembah."
Namun penduduk Pulau Kaimear tidak mengetahui tentang cerita apa di balik cadas ini, sehingga hasil temuan jadi terbatas. Maka ke depannya, Lucas dan tim berencana untuk mencari metode lain, termasuk wawancara pada penduduk di Kepulauan Kei, dan berharap kawan-kawan arkeolog lainnya mau membantu.
Baca Juga: Bagaimana Arkeolog Mengetahui Keberadaan dan Umur Benda Prasejarah?
Ada simbol yang menarik disorot olehnya. Ada gambar matahari di Situs Kel Lein yang bersamaan dengan sosok orang dan kapal layar. Meski tidak jelas cerita apa di balik konteksnya, matahari ini menjadi bahasan penelitian ke depannya tentang kosmologi di balik cadas.
"Jadi kan kosmologi gambar cadas, tema saya besar itu, saya akan berseri nanti. [Penelitian saya nanti] Ada bicara tetang matahari, ada manusia, ada juga perahu dan wanita itu seperti apa," ujar Lucas. Gambar Matahari ditemukan pula di Kisar dengan gambaran dan jumlah yang berebda. "Nantikan saja, itu sedikit bocoran [penelitian] saya."
Adhi Agus Oktaviana, peneliti Puslit Arkenas yang tidak terlibat dalam makalah itu mengomentari, pola gambar yang ada di Kaimear ini umum di sekitar Maluku.
"Bisa jadi gambar matahari menjadi simbol kelompok atau klan. Nah figur-figur manusia selama ini interpretasinya adalah pemimpin kelompok atau shaman. Memang ini memerlukan [data] pendukung etnografi di lapangan," ujarnya saat dihubungi Jumat (24/12/2021).
Baca Juga: Menyingkap dan Memetakan Keunikan Gambar Cadas di Perairan Papua
"Motif-motif seperti ini di Pulau Muna (situs cadas lain) yang ada perahu dan mataharinya juga ada. Mungkin ini satu konteks gambar sedang menjelaskan untuk berlayarkah atau mengenai konteks menunjukkan penguasaan navigasi di laut oleh bagaimana kita (orang Nusantara dahulu) berlayar."
Dia melanjutkan tanggapannya, penelitian seperti ini semestinya dibahas secara regional, tidak hanya dua pulau. Misal, bisa dengan tambahan konteks antropomorfik cadas di pulau-pulau lainnya di Maluku, termasuk figur dari Timor-Leste yang secara geografis dekat dengan Pulau Kisar, agar dapat membantu memahaminya.
Untuk mengenai siapa yang menggambar ini juga perlu ada analisis penanggalan. Oktaviana, seperti yang dituturkan Lucas, berencana dalam waktu dekat untuk segera menemukan tanggalan itu.
Mengenai temuan antropomorfik, Lucas mengatakan, karena masih minimnya temuan seperti ini, dia berencana melihat cadas di tempat lain sebagai penelitian berikutnya.
KOMENTAR