Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyiapkan Rp1,71 triliun untuk meningkatkan mutu laboratorium di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia, sepanjang 2016.
"Kami anggarkan sarana prasarana Rp1,710 triliun di seluruh Indonesia. Perguruan tinggi swasta juga dapat," kata Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Prof Ali Ghufron Mukti, usai membuka pelatihan petugas laboratorium di Batam Kepulauan Riau, Selasa (19/7/2016).
Pengadaan alat-alat laboratorium secara besar-besaran itu merupakan yang pertama kali dalam 10 tahun terakhir.
Pemerintah berharap peningkatan mutu laboratorium dapat menunjang perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sehingga, sumber daya manusia dapat menghasilkan penemuan yang inovatif dan berguna.
"Kami ingin melalui IPTEK bisa berkembang dan menghasilkan SDM yang berdaya saing tinggi, inovatif dan berkarakter," kata dia.
Pengembangan laboratorium di tiap daerah berbeda-beda, disesuaikan dengan kerafiran lokal masing-masing.
Di Batam, misalnya dikembangkan laboratorium yang dapat menghasilkan cip telepon selular, karena industri yang berkembang di kota itu terutama manufaktur, selain perkapalan.
Adapun di kalimantan Timur, dikembangkan laboratorium yang berkaitan dengan kepala sawit.
Selain mutu laboratorium, Kemenristekdikti juga ingin meningkatkan kualitas petugas laboratorium dengan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis.
Menurut dia, tenaga laboratorium yang bagus mampu menunjang mahasiswa dan dosen dalam melahirkan hasil penelitian yang baik.
Pemerintah menjadikan tenaga laboratorium sebagai jabatan fungsional, untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Kepada petugas laboratorium yang dinilai baik, maka juga akan dikirim ke Singapura dan Australia untuk memperdalam ilmunya.
Pelatihan tenaga laboratorium di Batam diikuti 59 peserta dari 27 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, termasuk Politeknik Batam.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR