Wahana Solar Dynamics Observatory (SDO) menyuguhkan citra menarik tentang Matahari. Bintang induk di Tata Surya itu seolah memiliki tompel di permukaannya. (Baca : Pasca Big Bang, Seperti Ini Bintang-Bintang Awal yang Muncul)
Citra itu memicu perdebatan, apa yang akan terjadi pada Matahari? Apakah itu pertanda kiamat sudah dekat. Dan, banyak lainnya. "Tompel" memang menyeramkan. Namun, sebenarnya, fenomena itu biasa. Kalangan astronom menyebutnya "lubang korona".
Lubang korona sendiri adalah area permukaan Matahari yang lebih dingin dan kurang padat dibanding area sekitarnya. Medan magnet area itu terhubung langsung dengan antariksa.
Kondisi tersebut memungkinkan plasma dari permukaan Matahari yang punya massa jenis tinggi mengalir ke luar angkasa. Akibatnya, area lubang korona tampak gelap.
Aliran plasma massa jenis tinggi atau angin Matahari bisa memengaruhi kinerja satelit. Dalam kondisi terburuk, satelit bisa rusak. (Baca pula : Ini Pandangan Teleskop Radio Tentang Pembentukan Planet dan Bintang)
Diuraikan Universe Today, 12 Juli 2016, Fenomena lubang koronan adalah bagian siklus hidup Matahari. Aktivitasnya naik turun dan salah satu tandanya adalah lubang korona.
Lubang korona biasa dijumpai di kutub Matahari. Namun, pada saat-saat tertentu, itu terdapat di wilayah ekuator. Jika lubang korona muncul di ekuator, angin matahari-nya biasanya akan mengarah ke Bumi.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR