Pemerintah Vietnam telah mengumumkan rencana untuk melarang jutaan sepeda motor masuk pusat kota pada 2025. Kendati belum terlaksana, rencana ini sudah menghadapi oposisi dari masyarakatnya.
Di Hanoi, tindakan sederhana seperti menyeberang jalan layaknya olahraga ekstrim. Puluhan, bahkan ratusan pengendara sepeda motor dari kedua arah, melintas dengan cepat. (Baca : Pelarangan Mengemudi Mobil Pribadi Perlawanan Asap Ala Delhi)
Seorang pejalan kaki harus melangkah di trotoar dan berjalan dengan hati-hati jika ingin berpindah ke sisi lain. Untuk menunggu sampai lalu lintas lebih lengang atau memiliki jeda, pejalan kaki bisa berdiri selama berjam-jam.
Berdasarkan masalah ini, pemerintah ibu kota Vietnam pun memikirkan cara agar hal tersebut tidak terjadi di masa depan dengan membuat kota yang bebas sepeda motor pada tahun 2025.
Sekitar lima juta unit sepeda motor dan setengah juta unit mobil memenuhi jalan-jalan kota. Angka-angka tersebut diproyeksikan meningkat menjadi masing-masing tujuh juta dan satu juta.
Pada tahun 2020 pertumbuhan yang cenderung menyebabkan kemacetan ini tidak bisa dipertahankan, belum lagi udara semakin tercemar. Alasan utama peningkatan kendaraan ini adalah pertumbuhan ekonomi Vietnam yang pesat.
Pendapatan rumah tangga telah meningkat empat kali lipat sejak tahun 2000, dan setengah dari penduduk negara 90 juta orang sekarang mampu untuk memiliki sepeda motor. Penjualan mobil bahkan naik 55 persen pada tahun 2015.
(Baca pula : \'Transit Elevated Bus\', Masa Depan Transportasi Umum)
"Situasi lalu lintas di Hanoi akan menjadi sangat rumit dalam empat hingga lima tahun ke depan. Kami benar-benar membutuhkan solusi tepat waktu," tutur Wali kota Hanoi Nguyen Duc Chung.
Untuk mengimbangi larangan yang diusulkan pada sepeda motor, pemerintah berencana menambah transportasi umum Hanoi.
Rencana tersebut, termasuk upaya untuk melipatgandakan jumlah bus yang saat ini sekitar 1.000 unit. Selain itu, pemerintah juga membangun dua jalur metro dalam lima tahun ke depan, dengan empat tambahan lainnya pada tahun 2030.
Sementara itu, menanggapi rencana pemerintah, para pengguna sepeda motor berada dalam sikap oposisi. Banyak di antara pengguna sepeda motor menggunakan sepeda sebagai cara murah dan nyaman untuk berkendara.
Kendala lain adalah penggunaan konstan sepeda motor dalam kehidupan sehari-hari, sekarang menjadi ciri khas budaya Hanoi. (Baca juga : 10 Kota dengan Polusi Udara Terburuk di Planet Bumi)
Kritik juga mengacu pada proyek metro yang terus tertunda. Mungkin proyek ini tidak selesai tepat pada waktunya untuk memberikan alternatif bagi pengendara sepeda motor. Selain itu, dengan atau tanpa metro, larangan pesepeda motor meninggalkan jalan di pusat kota hanya menguntungkan bagi orang-orang yang mampu untuk membeli mobil.
"Rencana ini bagus jika angkutan umum dapat disediakan untuk yang kurang mampu. Tapi tidak jika itu berarti tujuannya adalah untuk meninggalkan jalan bagi si kaya," kata seorang profesional komunikasi yang telah tinggal di Hanoi sejak tahun 2004, Steve Jackson.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR